PORTAL JABAR,- The Monster Study adalah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat pada 1930-an dan itu bertujuan untuk mengetahui efek berbagai terapi pada anak-anak dengan gangguan bahasa dan komunikasi.
Disutradarai oleh psikolog Amerika Wendell Johnson pada tahun 1939. Itu dilakukan di bawah pengawasan Johnson, tetapi langsung dipimpin oleh salah satu mahasiswa pascasarjana, Maria Tudor.
Lokasi: Universitas Lowa
Subjek: 22 anak yatim piatu dari Panti Asuhan Veteran di Lowa
Tujuan : Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah gagap dapat diinduksi dan jika dapat dikurangi dengan terapi berdasarkan penguatan positif atau negatif.
gagap Wedell adalah konsekuensi dari upaya untuk menghindari gagap, yang disebabkan oleh tekanan yang diberikan oleh orang yang mendengarkan.
Tudor dan tim risetnya secara pribadi mengevaluasi pidato anak-anak. Dengan demikian mereka menghasilkan skala dari 1 hingga 5 di mana 1 merujuk pada fluiditas terendah; dan 5 merujuk pada kelancaran tertinggi. Dengan demikian, mereka membagi kelompok anak-anak: 5 dari mereka ditugaskan ke kelompok eksperimen dan 5 lainnya ke kelompok kontrol.
12 anak lainnya yang berpartisipasi tidak memiliki bahasa atau gangguan komunikasi dan mereka dipilih secara acak juga di panti asuhan. Enam dari 12 anak-anak ini juga ditugaskan ke kelompok kontrol dan 6 lainnya ke kelompok eksperimen. Mereka berusia antara 5 dan 15 tahun.
Tak satu pun dari anak-anak tahu bahwa mereka berpartisipasi dalam penyelidikan;*
mereka percaya bahwa mereka benar-benar menerima terapi yang akan berlangsung 4 bulan, dari Januari hingga Mei 1939 (waktu penelitian berlangsung).
Kelompok eksperimen: Setengah dari anak-anak akan mengatakan beberapa ungkapan positif, berusaha menghentikan anak-anak dari memperhatikan komentar negatif yang dibuat orang lain tentang ucapan mereka;
Kelompok kontrol: akan mengatakan komentar negatif yang sama dan akan menekankan setiap kesalahan pidatonya.
hasil konklusif adalah bahwa peserta kelompok terakhir ini dengan cepat menunjukkan gejala kecemasan, terutama karena rasa malu yang menyebabkan mereka berbicara, itulah sebabnya mereka mulai mengoreksi setiap ucapan secara obsesif, dan bahkan menghindari komunikasi. Bagi dirinya sendiri pekerjaan sekolahnya menurun dan perilakunya berubah menuju penarikan.
Pelanggaran Kode Etik
Andai jika saat itu sudah ada ketentuan Kode Etik Psikologi oleh HIMPSI, maka beberapa Kode Etik yang dilanggar adalah:
Bab 9 penelitian dan publikasi
Pasal 49
Informed Consent dalam Penelitian.
Sebelum pengambilan data penelitian Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi menjelaskan pada calon partisipan penelitian dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan istilah-istilah yang dipahami masyarakat umum tentang penelitian yang akan dilakukan. Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi menjelaskan kepada calon partisipan asas kesediaan sebagai partisipan penelitian yang menyatakan bahwa keikutsertaan dalam penelitian yang dilakukan bersifat sukarela, sehingga memungkinkan pengunduran diri atau penolakan untuk terlibat. Partisipan harus menyatakan kesediaannya seperti yang dijelaskan pada pasal yang mengatur tentang itu.