PORTALJABAR – Metode granulasi merupakan proses pengolahan produk dengan penyaringan menggunakan mesin granulasi getar. Metode yang digunakan dalam proses pembuatan tablet meliputi granulasi basah, granulasi kering dan metode kempa langsung.
Granulasi adalah proses pembuatan butiran atau pelet. Ukuran butir biasanya antara 0,2 dan 4,0 mm. Istilah ini sering digunakan dalam industri farmasi karena granulasi merupakan proses pembuatan tablet.
Ada tiga jenis granulasi seperti granulasi kering, granulasi basah dan pencampuran langsung. Perbedaan utama antara granulasi kering dan granulasi basah adalah granulasi kering adalah pembentukan butiran tanpa menggunakan larutan cair, sedangkan granulasi basah adalah pembentukan butiran dengan menambahkan cairan granulasi.
A. Metode granulasi basah Metode pembuatan tablet dengan granulasi basah dilakukan bila bahan aktif di dalamnya memiliki ketahanan kelembaban dan panas yang buruk, kemampuan mengalir dan kompresibilitas yang buruk. Jika zat memiliki daya alir dan kompresibilitas yang buruk, sulit untuk membentuk tablet.
Karena daya alir dan kompresibilitasnya yang buruk, metode granulasi basah dimanfaatkan, metode ini dapat meningkatkan daya alir dan kompresibilitas bahan aktif. Prinsip dasar metode ini adalah mencampurkan bahan aktif dan eksipien dengan penambahan bahan pengikat cair untuk mendapatkan bahan cetak yang cukup lembab sehingga dapat ditekan menjadi tablet yang tidak gembur.
Metode granulasi basah ini sangat berguna untuk pembuatan zat aktif dengan sifat-sifat yang dijelaskan di atas. Namun dari segi biaya, cara ini cukup mahal karena membutuhkan waktu yang lama dan membutuhkan alat yang lebih banyak.
Selain itu, metode granulasi basah tidak dapat digunakan untuk zat yang peka terhadap kelembaban dan panas.
Tahapan granulasi basah ini adalah :
a) pencampuran kering
b) granulasi dengan penambahan larutan pengikat
c) pengeringan
d) pengayakan
e) pencampuran masal
f) pencetakan
Keuntungan dari metode granulasi basah yaitu :
a) mencapai sifat alir yang baik
b) meningkatkan kompresibilitas
c) mengontrol pelepasan
d) menghindari pemisahan komponen campuran selama proses
e) pemerataan isi
f) meningkatkan kecepatan larutan
Kerugian dari metode granulasi basah yaitu :
a) beberapa langkah dalam proses produksi yang memerlukan validasi,
b) harga yang cukup tinggi
c) bahan aktif yang tidak tahan terhadap kelembaban dan panas tidak dapat diproses dengan cara tersebut
d) larutan non-air dapat digunakan untuk zat panas
Proses Granulasi basah
Dalam metode granulasi basah, dimulai dengan persiapan larutan pengikat. Proses pencampuran awal, yaitu. bahan aktif, pengisi, penghancur dan larutan pengikat dicampur dengan V-mixer. Bahan campuran kemudian dikeringkan dalam pengering udara. Pengendalian LOD (Loss On Dying) dilakukan, jika memenuhi persyaratan dilakukan screening untuk distribusi partikel yang lebih merata menggunakan Oscillating Granulator Machine atau Pin Mill.
Langkah terakhir adalah pencampuran akhir dengan fase eksternal atau pelumas, biasanya magnesium stearat atau bedak, dengan V-Mixer untuk membentuk massa yang ditekan. Selain itu, massa sputum dikirim ke bagian InProcess Control (IPC) Karantina Proses (KIP) untuk diperiksa.
B. Metode granulasi kering Berbeda dengan metode granulasi basah, metode granulasi kering digunakan ketika bahan aktif sensitif terhadap kelembaban dan panas atau biasa dikenal dengan sifat termolabilitas. Namun, bahan aktif dalam metode ini memiliki sifat aliran yang mirip dan kompresibilitas yang buruk.
Dalam metode ini, proses pembuatan obat melibatkan pengepresan bahan aktif bubuk di bawah tekanan tinggi, menghasilkan tablet besar (sluge) yang tidak terbentuk dengan baik. Selain itu, tablet berukuran besar ini mengalami proses penggilingan dan disaring untuk mendapatkan ukuran butiran yang diinginkan.
Jika hasil yang diperoleh tidak diinginkan, maka proses dapat diulangi dari awal. Metode granulasi kering ini tidak membutuhkan peralatan sebanyak
metode granulasi basah. Selain itu, karena sifat bahan aktif yang tidak tahan panas dalam metode ini, tidak diperlukan pemanasan atau peleburan sebelumnya.
Kelemahan dari metode ini adalah jumlah sediaan tablet yang dihasilkan sedikit dan kemungkinan terjadinya kontaminasi silang, karena banyak debu yang dihasilkan dalam proses produksi.
Tahapan granulasi kering ini adalah :
a) pencampuran kering
b) pencetakan slug
c) pengayakan
d) pencampuran massal
e) pencetakan
Keuntungan dari metode granulasi kering adalah :
a) peralatan yang digunakan lebih sedikit
b) cocok untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab
c) mempercepat waktu degradasi
Kerugian dari metode granulasi kering, yaitu :
a) diperlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug,
b) pewarna tidak dapat didistribusikan secara merata,
c) proses tersebut menghasilkan banyak debu yang memungkinkan terjadinya kontaminasi silang.
Proses granulasi kering
Pada metode granulasi kering, proses pencampuran awal dilakukan dengan menyaring semua bahan, dilanjutkan dengan pencampuran awal dengan V-mixer. Kemudian digranulasi dengan metode pengepresan dengan mesin press atau dipres dengan Roller Campactor kemudian disaring dengan granulator berosilasi hingga granul siap untuk dicetak.
Setelah granulasi, Selanjutnya dilakukan proses pencampuran akhir dengan fasa luar menggunakan .mixer untuk mendapatkan massa cetak Hasil cetak massa dikirim ke KIP (Quarantine In Process) ke IPC (In Process Control) untuk diperiksa.
Itulah perbedaan metode pembuatan granulasi basah dan granulasi kering, Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Sediaan tablet sendiri sudah umum dan populer di kalangan pasien. Bentuknya yang kecil membuatnya mudah dibawa dan kandungan bahan aktifnya lebih banyak, sehingga lebih unggul dibandingkan obat lain.
REFERENSI :
Agoes G., 2008, Pengembangan Sediaan Farmasi, Penerbit ITB, Bandung
Ansel, H.C., 2013, Pengatar Bentuk sediaan Farmasi, Edisi 9, UI Press,
Jakarta.
Caizhai.,2019. Perbedaan Antara Granulasi Kering Dan Granulator
Basah-victor Granulator
Hadisoewignyo L. dan Fudholi A., 2013, Sediaan Solida, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Sulaiman, T.N.S. 2007. Teknologi dan Formulasi Sediaan Tablet. Yogyakarta: Laboratorium Teknologi Farmasi UGM.
Nama Penyusun : apt. Nia Yuniarsih, M.Farm. Frisa adelia putri, Intan nurcahyani, Muhamad abdul jabar, Muhamad raka werdaya, Ristiseptanti, Satrio adi putra. (wins)