PORTALJABAR – Penggunaan dan pemilihan zat eksipen yang tepat pada setiap pembuatan sediaan obat tablet sangatlah penting, karena setiap zat aktif memiliki zat eksipiennya tersendiri ketik kita salah dalam pemilihan zat eksipien maka hal tersebut akan sangat mempengaruhi kestabilitasan sediaan obat tersebut. Dan disini kami akan membahas mengenai penggunaan zat eksipien pada beberapa zat aktif dalam pembuatan sediaan tablet.
Eksipien adalah bahan yang digunakan dengan aman untuk mendukung, melindungi, dan meningkatkan stabilitas, bioavailabilitas, akseptabilitas, serta efektifitas dan keamanan penghantaran obat selama penggunaan dan selama proses pembuatan. Eksipien tidak boleh memiliki efek fisiologis pada tubuh, tidak menurunkan kualitas, mengurangi atau menambahkan khasiat dan tidak
membahayakan keamana pada setiap obat dimana yat eksipen ditambahkan.
Adapun jenis-jenis eksipien dalam pembuatan sediaan obat tablet antara
lain:
1. Bahan pengisi atau filler: bahan pengisi ditambahkan untuk memperbaiki daya kohesi sehingga dapat ditempa langsung atau untuk memicu aliran. Bahan pengisi yang biasanya yang digunakan antara lain avicel PH 102, sukrosa, laktosa, amilum, manitol, sorbitol, dan bahan lain yang cocok.
2. Bahan penghancur disentegrant : bahan penghancur berfungsi untuk mempercepat atau memudahkan pecah atau hancurnya tablet ketika kontak dengan cairan. Bahan pengancur yang biasa digunakan antara lain turunan dari strach atau primojel, Ac-Di-Sol dan poliplasdon. Bahan penghancur unruk tablet berkisar antara 1-15% dari berat total tablet.
3. Bahan pelicin berfungsi sebagai bahan anti gesekan yang terjadi pada waktu proses penabletan. Tiga macam fungsi bahan pelicin yaitu golden, lubrikan dan antiadherent. Bahan pelicin yang sering digunakan antara lain antara lain talk, mg-strearat, PEG 4000 dan 6000. Rentang penimbangan 0,5-7%.
4. Bahan pemanis flavouring: bahan pemanis yang sering digunakan untuk menutupi rasa pahit. Bahan pemanis yang sering digunakan untuk pembuatan tablet antara lain pemanis alami seperti manitol dan laktosa, pemanis buatan sakarin dan aspartame.
Adapun beberap contoh zat aktif pada pembuatn sediaan tablet dengan zat
eksipien yang digunakan :
1. Ibuprofen
Pada pembuat tablet ibuprofen digunakan metode granulasi basa dimana zat eksipien yang digunakan yatu, avicel pH 102, CMC – Na, sorbitol dan aquadest.
2. Amoksisilin
Amoksisilin sediaan tablet menggunakan metode granulasi basa dimana metode granulasi basa dilaporkan ebih efektif dibandigkan granulasi kering. Adapun zat eksipien yag digunakan yaitu Propil Metil
Selulosa (HPMC), Metil Selulosa (MC) dan Etil Selulosa (EC).
3. Antasida
Pembuatan tablet antasida menggunakan metode granulasi basah. Eksipien yang digunakan dalam pembuatan tablet antasida yaitu Aluminium Hidroksida, Magnesium Oksida, manitol, laktosa, Na Karboksimetil selulosa (Na CMC), amilum jagung, magnesium stearat,
talk, paper mint oil, pewarna dan aquades.
4. Diklofenak
Tablet berjenis lepas lambat ini dibuat dengan granulasi basah, dimana masing-masing bahan seperti, natrium diklofenak, poli vinil pirolidon, Methocel K100M dan laktosa monohidra.
5. Ranitidine
Pembuatan tablet ranitine dengan metode granulasi basah, formulasi pembuatan tablet ranitine antara lain ranitidine HCL, HPMC, pektin, PVP, Na-bikarbonat, mg-stearat, MCC, aquadest. Pemilihan zat eksipien yang sesuai sangat mempengaruhi kualitas dari sediaan obat, maka dari itu kita sebagai farmasis harus mengetahui kegunaan dan fungsi dari masing-masing eksipien agar sediaan obat memiliki kualitas yang baik dan stabilitas yang stabil.
Referensi :
Anonim, 2007, United States Pharmacopeia-National Formulary (USP30-NF35), The United States Pharmacopenia Convention.
Aprilya T.D, Soedirman I, dan Hapsari I. 2011. Pengaruh Manitol Sebagai Bahan Pengisi Yang Divariasikan Terhadap Sifat Fisik Tablet Antasida. PHARMACY. 8 (1): 64-72
Fielden, K.E., 1996, Water dispersible tablets, Jurnal,US Patent.1996 sep;5.556.639
Kuchekar, B.S., 2009, Formulation and evaluation of Norfloxacin Dispersible tablet,Jurnal, Journal of Chemical and Pharmaceutical Research. 2009, 1(1):336-341.
R.,Voigt, 1984, Buku Ajar Teknologi Farmasi, Edisi V, diterjemahkan oleh Soewandhi, S. N., Edisi 5, UGM Press, Yogyakarta, hal 163-169, 216-219,
202-208.
Hamsinah, Jufri dan Pakki E. 2016. Formulasi dan Evaluasi Granul
Gastroretentive Mukoadhesif Amoksisilin. JF FIK UINAM. 4 (3): 83-89
R.,Voigt, 1984, Buku Ajar Teknologi Farmasi, Edisi V, diterjemahkan oleh
Soewandhi, S. N., Edisi 5, UGM Press, Yogyakarta, hal 163-169, 216-219,
202-208.
Santosa D.M dan Pertiwi F.D. 2020. Formulasi dan Uji Disolusi Terbanding
Tablet Lepas Lambat Natrium Diklofenak Menggunakan Methocel K100M Sebagai Matriks. Indonesia Natural Research Pharmaceutical Journal. Universitas 17 Agustus 1945. Jakarta. 5 (2): 1-11
Penulis: apt. Nia Yuniarsih, M. Farm, Syifa Kamilah, Ayu Jasmine Azzahra, Agnes Dewi Maria, Seftiani Su’aida Mahfud, Syifa Salsabilla Nurfauziah, Amalia, Fadia Ainun. (wins)