PORTALJABAR, BANDUNG – Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirtawening Kota Bandung, Jawa Brat, Sonny Salimi, mengaku persediaan air bersih saat ini hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga satu bulan ke depan.
Musim kemarau yang berkepanjangan membuat beberapa sungai serta daerah penyuplai air baku mengalami penurunan debit hingga 50 persen.
“Kondisi tiga hari ini dan ke depan cadangan air dari sungai-sungai di sebelah utara Kota Bandung seperti Sungai Cikapundung dan Cipanjalu, trennya sudah sangat mengkhawatirkan. Di Cipanjalu, kita hanya mampu mengolah setengah dari kapasitas, asalnya 20 liter per detik sekarang menjadi 10 liter per detik,” ujar Sonny di Bandung, Selasa, 7 September 2021.
Sonny menuturkan, instalasi dan pengolahan air milik Perumda Tirtawening di Badak Singa Bandung telah mengalami penurunan dari 1.800 menjadi 1.350 per detik. Hal itu karena berkurangnya suplai dari beberapa sungai yang menjadi andalan Tirtawening untuk mengolah air baku dan disalurkan kepada pelanggan.
“Ketika tidak ada kegiatan di hulu, pasokan air kita menurun karena kita sulit memanfaatkan air di Sungai Cikapundung yang mulai kering,” sahutnya.
Sementara itu pasokan air dari wilayah selatan yakni di Situ Cileuncang dan Situ Cipanunjang, Kabupaten Bandung, mengalami penyusutan sebesar 50 persen. Bahkan jika tidak turun hujan dalam sebulan ke depan, debit air di dua situ tersebut akan terus berkurang.
“Di Selatan ini update-nya dari dua situ itu terisi 50 persen, asalnya debit air 22 meter menurun menjadi 11 meter. Ini harus menjadi catatan, kalau tidak ada hujan sebulan ke depan, akan menjadi kondisi kritis buat kami,” beber Sonny.
Ia pun berharap pada September ini akan terjadi hujan sehingga debit air dari beberapa sumber penyuplai bisa kembali bertambah serta sungai-sungai yang ada di Kota Bandung pun kembali mengalir.
“Kami sudah berupaya memaksimalkan air yang tersisa. Karena empat hari terakhir ini memang membeludak komplain dari pelanggan,” ucap dia.
Sementara itu Sonny mengimbau kepada pelanggan untuk bisa menghemat air saat ini. Pasalnya kini, dari sekitar 176 ribu pelanggan, hampir 30 persen diantaranya terdampak suplai air bersih.
“Ada sekitar 30 persen, tapi itu tidak merata, ada yang mati total, hanya sebagian, ada juga yang lancar. Itu tergantung jarak dari pipa induknya,” imbuhnya.
Sumber: medcom.id