PORTAL JABAR,- Seperti biasa, setiap pekan komunitas menulis Writechology UIN SGD Bandung menggelar kegiatan Diskusi Literasi setiap hari Jumat. Pada pekan ini, diskusi tersebut mengusung tema mengenai ‘Cara Mengatasi Writer’s Block’ yang disampaikan oleh Hemadinda Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN SGD Bandung semester 2 atau tahun angkatan 2021, pada hari Jumat, (11/03/2022).
Kegiatan tersebut disambut antusias oleh para member, karena merupakan tema yang sangat dekat dengan para penulis pemula. Sehingga para member merasa sangat membutuhkan untuk menemukan solusi dari masalah tersebut.
Writer’s block di dunia kepenulisan tentunya menjadi istilah yang tidak asing. Pengertian dari istilah itu sendiri adalah sebuah hambatan yang dialami oleh penulis dalam menuangkan tulisannya. Baik dari segi emosi, imajinasi, dan lainnya.
Pada materi, Hema menyampaikan bahwa ada 6 jenis Writer’s Block di antaranya: merasa termotivasi tapi tidak kreatif, merasa kreatif tapi tidak termotivasi, keraguan, kehabisan ide, terlalu lelah untuk menulis dan juga tidak yakin dengan penyebabnya.
Menurut Hema sebagau penulis 6 antologi naskah, hambatan tersebut dapat di atasi dengan cara mengenali hal apa yang menjadi hambatan. Kemudian dicari solusinya. Karena tidak setiap hambatan akan dapat dilakukan dengan solusi yang sama. Baginya, untuk bisa terbiasa menulis, maka tanamkan agar selalu menulis serta membaca agar mendapat ide atau imajinasi baru.
Kemudian para member pun ikut serta menyampaikan pengalamannya.
Beberapa di antaranya mengalami kebingungan ketika sudah menulis din catatan dan mengkonsep ide, tapi hasilnya justru berbeda. Kemudian ada yang merasa masih bingung apa yang akan ditulis, ada yang bingung karena harus mulai dari mana.
Dalam perannya sebagai Moderator kegiatan sekaligus ketua Komunitas writechology, Nida berpendapat bahwa harus mengenal potensi maksimalnya ada pada jenis tulisan seperti apa. “kita harus tau. Di mana kita merasa paling keren ketika menulis? Hal itu akan sedikit mengurasi frekuensi kita untuk mengkerdilkan diri sendiri. Jadinya gak ada ngerasa kita gak bisa menjadi penulis, tapi justru kita bisa dengan cara kita, dan dengan yang kita minati.” tuturnya.
Rencananya, para pengurus mendesain kegiatan ini dengan kegiatan diskusi setiap pekan dengan memberikan kesempatan kepada member untuk saling berganti mengisi materi untuk mendapatkan baru dan berbagi pengalaman yang sudah dimiliki.” (nida)