PORTALJABAR, BEKASI – Sebanyak 30 keluarga di Desa Bojongmangu, Kecamatan Bojongmangu, mendapat tagihan PLN secara tidak terduga. Akses listrik mereka juga diputus.
Mereka mendapat surat yang memberitahukan terjadi penunggakan dengan besaran mencapai Rp.7 juta.
Sanih, warga Kampung Kertajaya RT 17/ 06 Desa Bojongmanggu, adalah salah satu warga yang mengalami pemutusan dan ditagih PLN.
Sudah 3 hari keluarga nya tanpa penerangan listrik, akibat diputus oleh pihak PLN.
Saat ditemui di rumahnya, Sanih mengaku kecewa dengan kejadian ini. Dia kaget tiba-tiba KWH listrik rumahnya dicabut, karena tidak membayar tunggakan tagihan listrik mencapai Rp.7 juta.
“Kata pihak PLN sih saya punya tunggakan listrik dan dituntut untuk membayar uang Rp.7 juta. Duit dari mana Pak? Buat makan aja susah apalagi suruh bayar Rp.7 juta, tidak itu saja meteran token listrik saya juga dicabut,” ungkap Sanih, Selasa (15/6/2021).
Sanih menjelaskan, tagihan listrik yang diterima dari PLN dari tahun 2018. Saat itu awalnya token dirumahnya mati, lalu dia meminta pihak PLN untuk membetulkan hal itu
”Selama 6 bulan listrik dirumah berjalan normal, tiba-tiba mati kembali lalu di ganti KWH yang baru oleh pihak PLN, terus mati lagi kata pihak PLN diblokir,” jelasnya.
“Saya bisa apa? Saya sudah tiga hari saat malam gelap tanpa penerangan lampu, malah anak saya masih sekolah buat belajar online susah tanpa adanya listrik,” timpalnya.
Sementara itu, Ketua RT 17/03, Bonar, mengatakan pihaknya sudah menerima pengaduan atas hal itu.
Bonar mengaku sudah mendatangi Kantor PLN di jalan Ki Hajar Dewantara, Cikarang Kota, Kabupaten Bekasi untuk meminta penjelasan terkait adanya tunggakan listrik yang mencapai Rp.1 juta sampai dengan Rp.7 juta hingga terjadi pemblokiran dan pencabutan KWH.
“Setelah ditunggu-tunggu oleh warga yang juga sebagai konsumen PLN, jadi jawaban PLN katanya konsumen itu punya hutang, yang ditulis pelanggan prabayar. Padahal warga saya pengguna listrik token yang berdaya 450 volt,” kata Bonar.
Dengan adanya surat tagihan tunggakan dari pihak PLN warga merasa keberatan, dengan nominal yang sangat besar bagi warga yang kurang mampu.
Menurutnya warganya adalah pengguna pelanggan listrik yang memakai token pasca bayar.
“Token itu listrik pintar, diisi dia nyala tidak diisi dia mati,” demikian dia.
Sumber: Pojokbekasi.com