PORTALJABAR, BEKASI – Pergerakan perekonomian di Kota Bekasi mengalami penurunan sejak adanya pandemi Covid-19 pada Maret 2020 lalu.
Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto Tjahyono mengatakan dampaknya secara ekonomi Kota Bekasi mengalami deflasi sebesar 0,1 % akibat daya beli masyarakat turun.
Sebab dengan kondisi demikian, pelaku usaha kerap merugi.
“Ya, kalau kita lihat angka-angka indikator ekonomi di Kota Bekasi, agak cukup berat di mana tingkat pertumbuhan ekonomi sampai kita mengalami deflasi 0,1 %, artinya kemampuan daya beli masyarakat jauh menurun. Ini implikasinya karena itu tadi, banyak pusat kegiatan yang harus dibatasi jam operasionalnya, termasuk ada yang ditutup, ini kita alami,” ucapnya kepada wartawan, Jumat (06/08/2021).
Lanjutnya, daya beli masyarakat yang rendah itu berimbas pada pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di kelas kecil, menengah maupun besar.
Kata Tri, apalagi saat ini Pemerintah Kota Bekasi lebih memfokuskan anggaran untuk dialokasikan ke sektor penanganan serta penanggulangan Covid-19.
“Hampir semua sisi, karena daya beli yang kurang, belum lagi belanja pemerintah sebagai penggerak kegiatan ekonomi saat inu kan lebih banyak kepada sektor kesehatan dan pembelian alat-alat kesehatan dan pemberian sembako dan lainnya. Ini yang enggak mendirect daya ungkit UMKM untuk bisa bergerak. Mata rantai ini yang enggak bisa terpilah, besar, menengah, kecil, semuanya sirkulasinya berkesinambungan dan tidak terputus,” ujarnya.
Oleh sebab itu, ia berharap agar para aparatur sipil negara (ASN) berbelanja kepada pelaku UMKM agar roda perekonomian Kota Bekasi secara perlahan dapat bergerak.
“Makanya saya berharap, para ASN yang sekarang bergaji, ‘mbok ya’ belanja lah di pasar, atau tentangganya yang ada usaha. Karena ini yang bisa menggerakkan ekonomi real. Kalau perlu sekarang-sekarang enggak usah masak lah, belanja saja di tetangganya yang jualan. Karena kalau dia jajan, ini yang bisa menggerakan ekonomi kelas bawah, sirkulasi ini yang kita harapkan tumbuh sehingga uang itu berputar. Belanja buat UMKM,” ucapnya.
Mengeluarkan uang untuk pelaku usaha kecil amat berdampak bagi perekonomian menengah dan besar. Dengan begitu, diharapkan ekonomi tergerak kembali sehingga dapat membantu pelaku usaha yang terdampak pandemi.
“Pada saat sektor kecilnya enggak bergerak, apalagi yang menengah, besarnya pun seperti itu. Oleh sebab itu kita berkonsentrasi UMKM yang kecil ini dulu kita bangkitkan, sebagai penggerak ekonomi sehingga muncul multi effect-nya, kegiatan turunan yang kemudian juga terdongkrak,” ujarnya.