PORTAL JABAR,- Kewirausahaan adalah proses dalam mengelola suatu usaha atau bisnis yang melibatkan sejumlah kompetensi agar usaha tersebut dapat berjalan dengan baik. Mempelajari berbagai hal terkait kewirausahaan bukan hanya dapat dilakukan oleh seorang wirausahawan yang sudah lama menjalankan bisnisnya, tetapi juga bagi siapa saja yang tertarik di bidangnya. Dalam hal ini, Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN SGD Bandung yang terhimpun dalam mata kuliah Kewirausahaan kelas 7B menyelenggarakan webinar dengan mengangkat tema “Wirausaha Bukan Hanya Alternatif” melalui Zoom Meeting pada Sabtu pagi (10/12/2022) yang diikuti oleh 30 peserta secara umum.
Webinar ini diselenggarakan sebagai bentuk proyek yang dijalankan oleh mahasiswa Fakultas Psikologi UIN SGD Bandung yang terhimpun dalam mata kuliah Kewirausahaan kelas 7B. Meskipun demikian, para mahasiswa ini berupaya untuk memberikan sudut pandang lain yang akan sangat berguna bagi para peserta. Sehingga, mahasiswa mengundang Muhammad Rizky Yanuar, S.Pd selaku Praktisi HCBP Syaamil Quran untuk menjadi pemateri yang berpengalaman berkolaborasi dengan Dinas Koperasi dan UMK kota Bandung dalam membimbing 100 UMKM semasa kuliahnya untuk mengedukasi para pelaku usaha agar dapat berinovasi menggunakan e-commerce sebagai media kegiatan usaha.
Dziki Zaenul Azhari sebagai Ketua Pelaksana menyampaikan tujuan dari terselenggaranya webinar ini adalah berusaha memberikan sudut pandang bahwa kompetensi-kompetensi yang dipelajari dalam menjalankan kewirausahaan dapat mendorong seseorang juga untuk meningkatkan kualitas dirinya, sehingga menjadi wirausahawan bukan hanya menjadi alternatif jika tidak punya pekerjaan. Pernyataan tersebut ditegaskan oleh Rizky Yanuar sebagai pemateri bahwa terdapat lima dasar dalam kewirausahaan yang mengharuskan seseorang mampu mengembangkan diri (self development). “Seorang wirausahawan harus selalu mampu dan mau untuk mengembangkan dirinya. Di antaranya self awareness bahwa setiap orang harus menyadari apa kemampuan dirinya, menyadari batasan-batasan diri, sehingga kita mampu mencari alternatif untuk mengatasinya dengan skill development. Kurangnya di mana? Skill itu yang nanti ditingkatkan. Kemudian growth mindset melalui pengalaman diri sendiri dan orang lain. Pengalaman baiknya bisa kita tiru, pengalaman buruknya bisa kita lihat bagaimana cara mengatasinya agar tidak terjadi pada diri kita. Selanjutnya ada productivity dan career planning.” tuturnya.
Selama webinar berjalan para peserta sangat antusias. Peserta mengajukan sejumlah pertanyaan yang menunjukkan ketertarikan serta adanya dampak positif dari kegiatan webinar ini. “Menurut akang lebih baik membangun bisnis red ocean atau blue ocean, kang? Karena keduanya memiliki resiko dan usaha yang cukup berat.” tanya salah satu peserta.
“Kalau dianologikan, red ocean adalah samudera merah yang berisi banyak ikan hiu serta ikan-ikan kecil yang dimakan sampai berdarah-darah makanya disebut samudera merah. Kalau blue ocean, artinya airnya masih jernih, bersih dan lebih kosong. Nah, bagi saya, gak ada pil jitu harus memilih usaha yang banyak peminat serta banyak pula kompetitornya atua memilih usaha yang masih jarang pelaku usahanya. Yang penting, usaha itu bisa dijalankan dengan baik sesuai dengan minat dan kemampuan masing-masing.” jelas pemateri.
“Jujur ini pertama kali saya ikut webinar. Cara penyampaian materinya mudah dimengerti dan gak ngebosenin. Terus jadi lebih kedorong karena liat temen-temen lain yang semangat ikut sampe akhir. Pelajaran yang bisa saya dapat webinar tersebut bukan hanya materi dan pengalaman saja, tapi menjelaskan bagaimana kita terjun langsung ke dunia nyata. Buat saya yang merasa bimbang, webinar tadi semakin mendorong saya untuk mulai merintis usaha.” tutur Awan, peserta webinar yang berasal dari Jepang.
“Aku masih sekolah, tapi aku udah mulai jualan di sekolah, jualan basreng. Meski belum bisa paham semua materinya, tapi kata Akangnya ikuti sesuai passion kita.” tutur Amih Rahmawati, siswa MAN 4 Karawang (nida).
Discussion about this post