PORTALJABAR, BOGOR – Program vaksinasi Covid-19 di Kota Bogor banyak warga belum bersedia divaksin. Menurut Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bogor Erna Nuraena, stok vaksin Covid-19 mencapai 110 ribu dosis.
Erna mengatakan 110 ribu dosis vaksin itu dipersiapkan untuk menyelesaikan 18,5 persen dari total target vaksinasi 15.159 warga.
“Stok vaksinnya masih banyak, tinggal warganya yang terbuka untuk divaksin,” kata Erna di Bogor, Sabtu 2 Oktober 2021.
Ada empat jenis vaksin Covid-19 yang dimiliki Dinas Kesehatan Kota Bogor. Mulai dari Sinovac, AstraZeneca, Pfizer hingga Moderna. Namun stok untuk masing-masing vaksin itu berbeda.
Untuk vaksin Sinovac, dengan jarak penyuntikan dosis pertama dan kedua 28 hari, masih ada 60 ribu dosis. Untuk vaksin AstraZeneca masih ada 20 ribu dosis. Jarak pemberian dosis pertama dan kedua 12 minggu atau 3 bulan.
Dinas Kesehatan Kota Bogor juga mempunyai vaksin Moderna sebanyak 9.000 dosis. Vaksin jenis ini diperuntukkan sebagai booster bagi tenaga kesehatan maupun vaksinasi biasa bagi masyarakat umum.
Ada pula vaksin merek Pfizer untuk usia 12 tahun ke atas, sebanyak 41 ribu dosis. Jarak antara dosis pertama dan kedua adalah 21 hari.
“Semua vaksin sama baiknya dan aman, karena telah melalui uji klinis,” kata Erna.
Hingga saat ini Kota Bogor telah menyuntikkan vaksin Sinovac 778,7 ribu dosis, vaksin Pfizer 147,5 ribu dosis, vaksin AstraZeneca 112,5 ribu dosis, dan untuk vaksin Moderna 6,4 ribu dosis. Dinas Kesehatan juga menyuntikkan 2,8 ribu dosis vaksin Sinopharm untuk warga Kota Bogor.
Dinas Kesehatan Kota Bogor mencatat total capaian vaksinasi adalah 81,95 persen atau 671.534 orang dari target 819.444 warga.
Masyarakat Kota Bogor yang belum divaksin diimbau untuk membuka diri agar mau menerima vaksinasi untuk mempecepat tercapainya kekebalan komunal atau herd immunity.
Erna mengatakan Dinkes Kota Bogor memiliki semua jenis vaksin yang cocok bagi semua kelompok umur. Termasuk vaksin yang aman bagi warga lansia atau memiliki penyakit bawaan (komorbid), dan penyintas Covid-19. “Penyintas kini sudah bisa divaksin setelah sebulan dinyatakan sembuh,” katanya.
Sumber: TEMPO.CO