PORTALJABAR, BOGOR – Sebuah terowongan misterius ditemukan di Jalan Nyi Raja Permas Keluragan Pabaton Kecamatan Bogor tengah Kota Bogor.
Temuan terowongan misterius itu terjadi pada jumat, 27 Agustus 2021. Hingga kini, pihak terkait masih mengkaji terowongan misterius tersebut.
“Saya sudah minta Universitas Pakuan dan IPB untuk melakukan kajian tentang penemuan ini,” kata Wali Kota Bogor Bima Arya, Senin (30/8/2021).
Hingga saat ini, belum diketahui seberapa dalam terowongan misterius yang diyakini sudah ada sejak pemerintah kolonial tersebut.
Menurutnya, berdasarkan pengecekan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, terowongan itu bagian dari bangunan yang dibangun pemerintah kolonial Belanda.
“Setelah kita cek di dinas terkait, memang terlihat ada peta saluran bawah tanah yang dibangun pada zaman Belanda,” kata Bima Arya.
Ia ingin memastikan soal fungsi dari terowongan tersebut sehingga bisa diketahui apakah saluran bawah tanah itu memungkinkan direvitalisasi dan digunakan kembali.
Dia menyebut, tahun 2016 Kota Bogor sudah memiliki masterplan drainase. Sehingga, terowongan lama itu harus disesuaikan dengan saluran baru karena termasuk dalam kawasan yang akan ditata pembangunan Alun-alun, Masjid Agung dan pengembangan Stasiun Bogor.
“Jadi otomatis drainasenya harus rapi. Saya ingin sedimentasinya digali dan dikeruk secara bertahap sampai sejauh mana dan apakah bisa difungsikan kembali sebagai saluran air, kita akan lihat fungsinya untuk apa,” ujar Bima Arya.
Saluran bawah tanah yang memiliki kedalaman 2 – 3m dari permukaan tanah ini, ujar Bima Arya, tidak menutup kemungkinan terkoneksi dengan saluran lainnya, seperti yang di Istana Bogor dan yang lainnya.
Bangunan dari saluran yang langsung dicek ini kata dia, secara kasat mata struktur bangunan ini memiliki kemiripan dengan yang ada di Sukabumi, Klaten dan di Bekasi.
Kontruksi Bangunan Beda
Kepala Bidang Pemeliharaan Kebinamargaan Dinas PUPR Kota Bogor Eko Tri mengatakan bahwa sendimentasi di dalam saluran tersebut tebal dan dipenuhi sampah. Karenanya, butuh waktu berhari-hari untuk membersihkannya.
“Rencananya 10 hari waktu pembersihannya, karena cukup tebal,” ujarnya Senin (30/8/2021).
Eko menjelaskan penemuan terowongan bawah tanah tersebut diketahui oleh petugas yang sedang membersihkan.
“Jadi awalnya sedang memeriksa saluran air. Saat itu menemukan saluran air ini yang bangunannya beda dengan saluran air yang ada,” katanya.
Tampak beda karena saat dilihat, terowongan itu berbentuk setengah lingkaran dan memiliki kontruksi bat merah.
“Iya dugaan bangunan lama, karena kalau yang baru itu bukan seperti itu,” ujarnya.
Berdasarkan informasi salah satu petugas Dinas PUPR yang mengeruk sedimentasi, pada titik yang lokasinya dekat dengan dipo Stasiun Bogor ini, saluran yang ditemukan memiliki seperti ruang yang mirip bak kontrol dengan lebar 2m, panjang 10m dan tinggi sekitar 1m.