SUMEDANG,- Anggota DPR RI Mayjen TNI (p) TB Hasanuddin mengungkapkan rasa bangganya terhadap masyarakat Sumedang. Di tengah derasnya serbuan budaya asing, nyatanya daerah yang terkenal dengan Tahu Sumedang ini, masih kukuh memegang erat budaya dan tradisi leluhur.
“Slogan Puseur Budaya Sunda memang tak terpisahkan dengan Kabupaten Sumedang. Karena itulah saya selalu terharu dan bangga setiap kali menyambangi Sumedang,” kata legislator dari daerah pemilihan Jawa Barat IX (Sumedang-Majalengka-Subang) ini.
Politisi senior PDI Perjuangan ini mengatakan antuasiasme dan kecintaan masyarakat terhadap seni dan budaya terbukti dengan banyaknya paguyuban dan lingkung seni di Sumedang.
Karena itu, kata Hasanuddin, ia tak pernah lupa membawa oleh-oleh berupa alat-alat kesenian untuk pelaku seni dan tradisi Sumedang.
“Saat Kunjungan Daerah Pemilihan (Kundapil) ke Sumedang saya menyerahkan alat seni calung, satu set goong, alat tradisi terbang, soundsystem dan seragam untuk pelaku seni di Kecamatan Situraja dan Kecamatan Cisitu. Ini juga sedang didata lagi paguyuban dan lingkung seni yang akan diberikan alat kesenian,” ujarnya.
Kecintaan Hasanuddin terhadap seni dan budaya tak perlu diragukan lagi. Sejak tahun 1997, Hasanuddin menjadi Ketua Yayasan Sandiwara Sunda Miss Tjitjih dan pembina sejumlah Padepokan Seni.
Hasanuddin pun dipercaya menjadi Ketua Paguyuban Masyarakat Banten di Jakarta, Ketua Paguyuban Pasundan DKl-Jabotabek, Wakil Ketua Umum Paguyuban Dulur Cirebonan, Dewan Pangaping Juru Kunci Sumedang, dan Paguyuban Kuncen Kota Sumedang, Pancar Buana Sumedang, Dewan Pangaping Paguyuban Pasundan hingga saat ini serta Pembina Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI).
“Budaya Sunda adalah jati diri. Dalam pidato Trisakti, Bung Karno memiliki konsep Berdikari yakni berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan sebagai bentuk revolusi suatu bangsa. Jadi, budaya sangat penting agar kita memiliki kepribadian yang jelas dan berkarakteristik,” pungkasnya. (*)
Discussion about this post