KOTA BANDUNG,- Sebanyak 15.110 peserta bersama-sama memainkan alunan harmonisasi angklung dalam sebuah arrangement indah khas Saung Angklung Udjo pada lagu Berkibarlah Benderaku dan Wind of Change (medley) di Gelora Bung Karno Stadium.
Acara yang diselenggarakan oleh OASE-KIM ini mampu memecahkan rekor dunia baru bermain angklung terbanyak.
Direktur Utama PT Saung Angklung Udjo Taufik Hidayat Udjo mengatakan proses dan hasil kegiatan ini diharapkan akan melekatkan budaya pada generasi bangsa dan menginspirasi dunia dalam menghadapi tantanganglobal.
Terlebih, pertunjukan angklung massal ini diinisiasi langsung oleh Ibu Negaralriana Joko Widodo sebagai salahsatu rangkaian perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78.
“Acara ini bukan hanya sekedar menciptakan rekor baru, tetapi juga mengangkat nilai-nilai tradisional Indonesia yang kaya melalui perpaduan musik dan pertunjukan yang mengesankan,” kata Taufik kepada media di Saung Angklung Udjo Jalan Padasuka Bandung, Jumat (11/8).
Taufik menambahkan GWR ini bukan sekedar acara ceremonial, namun rangkaian kegiatan GWR telah mampu hidup dan menghidupi.
Menurutnya, kegiatan ini mulai direncanakan dan disusun konsep acaranya sejak akhir 2022.
Saung Angklung Udjo memiliki peran yang cukup tinggi dibawah arahan Direktur PMM Kemendikbud Ristek Bapak Ahmad Mahendra.
“Peran Saung Angklung Udjo adalah sebagai konseptor yang menyajikan permainan angklung dengan kategori yang memiliki tingkat keharmonisan yang tinggi secara musikalitas tanpa membebani peserta pelatihan yang sebagian besar bukan pemain angklung terlatih,” tuturnya
Saung Angklung Udjo, imbuh dia, bersama para mitra pengrajin diminta Kemendikbud Ristek untuk menyiapkan 20.000 lebih angklung yang dibagikan kepada peserta.
Taufik mengatakan, hal ini menjadi kegiatan yang mampu menghidupkan lagi Ekosistem Angklung sehingga para petani bamboo hingga puluhan pengrajin angklung dapat menunjukan eksistensinya kembali setelah serangan panjang Covid 19 yang membuat mereka harus kehilangan mata pencahariannya.
“Selain itu, Saung Angklung Udjo juga berperan sebagai tim pelatih yang melatih seluruh peserta dibantu dengan lebih dari 100 orang guru music, guru music angklung dan praktisi dari komunitas angklung lainnya yang diposisikan menjadi SPV (supervisor),” imbuhnya.
Taufik mengungkapkan dengan adanya proses pelatihan selama 3 bulan ini jelas akan membangun kecintaan para peserta terhadap angklung, serta memberdayakan para guru musik serta pelatih angklung agar semakin terlatih dan ter-upgrade.
Untuk kemudian diharapkan mampu menjadi pelatih angklung dilingkungannya.
Kang Opik juga berharap para peserta ini secara tidak langsung merasakan bagaimana bentuk toleransi kedisiplinan dan beberapa manfaat lain.
“Harapan kami dengan penganugerahan GWR ini dapat menimbulkan dampak berkelanjutan salah satunya yaitu agar Budaya Indonesia dapat dipromosikan secara Global khususnya agar angklung sebagai warisan budaya khas Indonesia dapat terus lestari dan mencuri perhatian di seluruh dunia,” tutur dia.
Taufik juga menghaturkan terima kasih yang tak terhingga kepada terima kasih kepada Ibu Negara Iriana Joko Widodo, OASE-KIM dibawah kepemimpinan Ibu Tri Tito Karnavian, Ibu Franka Makarim, Bapak Nadiem Makarim, KemendikbudRistek, Direktorat Perfilman Musik dan Media, dan para sponsor (Pertamina, Telkom Indonesia, Mind id, BNI, BRI, Mandiri, RANS Entertainment, Pupuk Indonesia, SIG, Astra, Kopi Gadjah, Adaro, PLN, Le Minerale) (*)