PORTALJABAR – Harga mata uang kripto (cryptocurrency) berkapitalisasi pasar terbesar kembali diperdagangkan di zona hijau pada perdagangan Jumat (1/10/2021) pagi waktu Indonesia, karena investor optimis bahwa pada Oktober, kripto akan kembali pulih setidaknya seperti pada Juli lalu.
Berdasarkan data dari CoinMarketCap pukul 09:05 WIB, kedelapan kripto berkapitalisasi terbesar non-stablecoin kembali cerah pada pagi hari ini.
Bitcoin menguat 1,85% ke level harga US$ 43.777,88/koin atau setara dengan Rp 626.023.684/koin (asumsi kurs hari ini Rp 14.300/US$), ethereum melesat 2,24% ke level US$ 3.027,31/koin atau Rp 43.290.533/koin, cardano tumbuh 0,5% ke US$ 2,13/koin (Rp 30.459/koin).
Selanjutnya binance coin terbang 3,16% ke level US$ 389,3/koin atau Rp 5.566.990/koin, ripple naik 0,22% ke US$ 0,9546/koin (Rp 13.651/koin), solana melonjak 2,7% ke US$ 142,33/koin (Rp 2.035.319/koin), polkadot terdongkrak 2,96% ke US$ 29,01/koin (Rp 414.843/koin), dan dogecoin terapresiasi 1,15% ke US$ 0,2042/koin (Rp 2.920/koin).
Mayoritas kripto masih on fire pada pagi hari ini, di mana bitcoin cenderung bertahan di kisaran level US$ 43.000 karena kripto mendapatkan kembali kekuatannya untuk menguat lebih lanjut, setelah selama sepekan terakhir mengalami pelemahan.
Sepanjang bulan September, Bitcoin sudah melemah hingga 11%, lebih buruk jika dibandingkan dengan pelemahan indeks S&P 500 yang melemah 4% sepanjang bulan September.
Beberapa analis mengharapkan pada bulan Oktober kripto dapat pulih setidaknya seperti pada bulan Juli lalu. Secara historis, Bitcoin menghasilkan return positif pada kuartal keempat dan itu dapat membatasi tekanan jual investor.
Di lain sisi, pasar saham global kembali ditutup berjatuhan pada Kamis (30/9/2021), setelah investor merespons negatif dari data klaim pengangguran Amerika Serikat (AS) pada pekan lalu.
Departemen Ketenagakerjaan AS melaporkan data klaim awal tunjangan pengangguran pada periode pekan yang berakhir 25 September berada di angka 362.000, lebih buruk dari ekspektasi ekonom dalam polling Dow Jones yang semula memperkirakan angka 335.000.
Meskipun pasar saham global kembali berjatuhan, namun pasar kripto masih terpantau cerah pada awal perdagangan di bulan Oktober tahun 2021.
Hal ini karena adanya sentimen positif dari komentar ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell yang mengatakan bahwa larangan secara menyeluruh di beberapa kripto termasuk bitcoin sulit direalisasikan.
Pendapat Powell tentang pertanyaan pelarangan kripto sama sekali dibentuk sebagai tanggapan terhadap perwakilan Partai Republik, Ted Budd dari North Carolina.
Powell menguraikan bagaimana larangan dengan cara yang sama seperti pemerintah China menerapkan tindakan kerasnya terhadap cryptocurrency serta pembatasan lebih lanjut pada penambangan kripto.
Pertanyaan Budd berasal dari pernyataan Powell sebelumnya, di mana dia meneliti status regulasi stablecoin yang didukung dolar dan algoritmik, sehubungan dengan peran mereka dalam pengembangan “dolar digital” saat ini yang dipimpin oleh bank sentral.
Menurut Powell, mata uang digital bank sentral (central bank digital currency/CBDC) berbasis dolar AS mungkin dapat berfungsi sebagai cryptocurrency dan mungkin menggantikan kebutuhan akan stablecoin, tanpa risiko peraturan yang diperlukan setelah dibuka ke pasar umum.
“Stablecoin seperti dana di pasar uang [dan] seperti deposito bank, tetapi mereka memiliki batas tertentu, di luar batas peraturan dan pantas untuk diatur. Aktivitasnya sama, regulasinya juga sama.” kata Powell, dikutip dari CryptoDaily.
Powell baru-baru ini mengungkapkan bahwa CBDC sudah siap untuk dirilis, hanya tinggal menunggu penilaian dan analisis lebih lanjut dari beberapa pejabat The Fed.
“Kami bekerja secara proaktif untuk mengevaluasi apakah akan menerbitkan CBDC dan jika demikian dalam bentuk apa… Kami pikir sangat penting bagi bank sentral untuk mempertahankan mata uang yang stabil dan sistem pembayaran untuk kepentingan publik. Itu salah satu pekerjaan kami.” Powell menambahkan.
Sumber: CNBCINDONESIA