PORTALJABAR – Harga mata uang kripto (cryptocurrency) kembali bergerak di zona hijau pada perdagangan Senin (12/7/2021) pagi waktu Indonesia, setelah pada Minggu (11/7/2021) akhir pekan lalu sempat kembali melemah.
Berdasarkan data dari CoinMarketCap pukul 09:00 WIB, dari 7 kripto berkapitalisasi terbesar, 6 diantaranya mengalami penguatan, sedangkan 1 kripto melemah tipis pada pagi hari ini.
Kripto dengan kapitalisasi terbesar pertama, yakni Bitcoin melesat 1,41% ke level harga US$ 34.151,90/koin atau setara dengan Rp 496.056.348/koin (asumsi kurs Rp 14.525/US$), koin digital dengan kapitalisasi terbesar kedua, yakni Ethereum menguat 0,79% ke level US$ 2.136,86/koin (Rp 31.037.892/koin).
Berikutnya Binance Coin meroket 2,19% ke posisi harga US$ 324,62/koin atau setara dengan Rp 4.715.106/koin, Cardano bertambah 0,53% ke US$ 1,35/koin (Rp 19.609/koin), Ripple melonjak 2,04% ke US$ 0,64/koin (Rp 9.296/koin), dan Dogecoin tumbuh 0,79% ke US$ 0,2154/koin (Rp 3.129/koin).
Sementara untuk koin digital berbasis stablecoin, Tether turun tipis 0,02% ke level US$ 1 per koin atau setara dengan Rp 14.525 per koinnya.
Pada pekan lalu, harga mayoritas kripto masih mengalami pelemahan, di mana koin digital Dogecoin masih memimpin pelemahan kripto pada pekan lalu. Hanya koin digital Tether dan Binance coin yang masih diperdagangkan di zona hijau pada pekan lalu.
Namun jika ditelaah pada perdagangan harian pekan lalu, pergerakan harga kripto cenderung naik-turun.
Sementara pada akhir pekan lalu, kripto juga sempat kembali melemah pasca bank sentral China (People Bank of China/PBoC) kembali menutup sebuah perusahaan yang diduga menyediakan layanan perangkat lunak untuk transaksi mata uang virtual.
Sejak awal tahun, China memang secara teratur mengeluarkan larangan terhadap industri dan operasi cryptocurrency.
Selain itu, investor juga mulai mengurangi selera risikonya di tengah penurunan pasar saham.
Kekhawatiran akan melambatnya kembali perekonomian global akibat potensi penyebaran virus corona (Covid-19) varian Delta yang membuat kasus infeksi Covid-19 di beberapa negara melonjak dan membuat pemerintah di beberapa negara memberlakukan kembali langkah-langkah darurat tampaknya melatarbelakangi perpindahan investor ke aset safe haven seperti obligasi.
Pelemahan itu terjadi setelah pemerintah Jepang telah menyatakan keadaan darurat di Tokyo jelang perhelatan Olimpiade akhir Juli mendatang.
Di lain sisi, Senator AS Elizabeth Warren, memperingatkan terhadap risiko yang berkembang di pasar cryptocurrency “sangat buram dan tidak stabil” kepada konsumen dan pasar keuangan dalam sebuah surat kepada Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa (Securities and Exchange/SEC), Gary Gensler.
Pada pagi hari ini, Bitcoin kembali menguat ke atas sedikit level US$ 34.000. Namun dari volume transaksinya, Bitcoin masih rendah.
Beberapa analis mengaitkan hal ini dengan pembukaan saham GBTC yang akan datang. Seperti yang dilaporkan sebelumnya, hal ini akan menjadi pembukaan kunci terbesar dalam sejarah Grayscale, yang diharapkan beberapa orang akan meningkatkan volatilitas sekali lagi.