PORTALJABAR – Ditengah Pandemi Covid-19, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di SMKN I Jayakerta Kabupaten Karawang mulai digelar. Hari pertama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), siswa-siswi mengikuti Protokol Kesehatan (Prokes) yang sangat ketat, Senin (4/10) pagi.
PTM digelar setelah kurang lebih 1,5 tahun siswa siswi belajar dari rumah. Terlihat, sejak pukul 07.00 pagi siswa siswi sudah berdatangan ke sekolah dengan memakai masker sesuai standar. Di pintu gerbang, siswa yang masuk satu persatu di periksa suhu tubuh dan diberikan cairan sanitizer. Setelah itu, barulah siswa diperbolehkan masuk ke dalam lingkungan sekolah untuk menggelar PTM.
Kepala Sekolah SMKN I Jayakerta, Asep Sukmakelana mengatakan kegiatan PTM terbatas ini kita laksanakan secara bertahap dengan jumlah yang sesuai dengan anjuran. Bahkan kita laksanakan dibawah standar, agar lebih mudah mengkondisikan siswanya.
“Kemudian dalam pembelajaran pun target utamanya bukan pencapaian target kurikulum, tapi lebih ditekankan pada pembinaan karakter. Jadi pembiasaan adaptasi baru, anak-anak dikondisikan supaya terbiasa dengan protokol kesehatan yang ketat itu fokus pembelajaran tatap muka terbatas atau pembelajaran tatap muka simulasi,” ucap Kepsek pada portaljabar.net, saat ditemui diruang kerjanya.
Menurutnya, untuk teknik pembelajaran siswa yang masuk kelas yakni 2 kelas. dan yang satu kelas ini dibagi dua lagi, setengah kelas masuk ke ruang praktek dan setengah kelas lagi masuk di ruang teori. Kemudian dalam satu hari itu nanti di rolling, kalau jam pertama di ruang praktek/laboratorium atau di bengkel nanti jam kedua di rolling ke ruang kelas teori dan yang tadi di ruang teori pindah ke ruang praktek. Itu berjalan selama satu minggu untuk kelas yang sama dan untuk minggu berikutnya kita ganti kelas yang lain 2 kelas yang juga sama polanya.
“Alhamdulillah, untuk vaksinasi guru-guru sudah 100 persen. Kemudian untuk peserta didik yang dilaksanakan di sekolah memang belum 100 persen, tetapi kekurangan itu dilaksanakan di daerahnya atau di desanya masing-masing, jadi siswa itu sudah bisa menunjukkan bukti sudah divaksin minimal tahap 1,” tandasnya.
Kepsek juga menjelaskan, sekolah sudah kerjasama dengan orang tua siswa dan menyampaikan kepada orang tua, supaya anak-anaknya untuk membawa perlengkapan, baik itu berupa minum dan makan, agar mereka tidak jajan keluar sekolah. Jadi mereka tidak berkeliaran, apalagi berkerumun di warung.
Tentunya, kita juga sudah bekerjasama dengan pihak pemerintah, baik pemerintah desa maupun pemerintahan kecamatan untuk mengkondisikan siswa setelah pulang dari sekolah supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan seperti bentrok antar pelajar.
“Kita koordinasi sangat baik dengan pemerintah desa maupun pemerintahan kecamatan, dan insya Allah sudah mendapatkan respon yang positif. Saya berharap PTM terbatas ini berjalan dengan lancar tanpa harus ada terjadi sesuatu hal yang tak diinginkan. Pasalnya, bukan hanya siswa, tapi juga ada keluarga di rumah yang harus dilindungi kesehatannya,” tutupnya. (wins).