PORTALJABAR – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Fbrio Kacaribu memaparkan 3 bukti yang menunjukkan ekonomi Indonesia pulih dari tekanan pandemi covid-19.
Bukti pertama, pertumbuhan ekonomi. Febrio mengklaim pertumbuhan ekonomi Indonesia secara Produk Domestik Bruto (PDB) telah berhasil membukukan kenaikan positif bahkan dibandingkan kondisi prapandemi.
“Contohnya kami dulu lihat, PDB Indonesia 2021 sudah lebih tinggi dibandingkan 2019. Artinya kita sudah melewati koreksi perekonomian,” kata Febrio dalam Arah Pemulihan Ekonomi 2021 dan Isu Fiskal Terkini, Jumat (1/10)
Kondisi ini menjadi sangat langka terutama kalau melihat negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Filipina, bahkan Singapura yang masih belum berhasil memulihkan ekonomi akibat pandemi covid-19.
Ia optimis dengan perkembangan itu, target pertumbuhan ekonomi pemerintah yang mencapai 5,2 persen dapat tercapai. Ini didukung dengan pertumbuhan ekonomi tahun ini yang masih bergerak di 3,7-4,5 persen.
Selain itu, ia mencontohkan kondisi perekonomian Malaysia yang masih dalam kondisi rebound. Sementara Indonesia, selain rebound mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang kuat selama pandemi.
“Perekonomian Indonesia itu sudah lebih tinggi dibandingkan level pra pandemi dan tidak banyak negara yang bisa mengklaim hal tersebut untuk saat ini,” ujar Febrio.
Tanda kedua, inflasi. Febrio mengklaim kondisi inflasi Indonesia masih terjaga dalam zona aman. Sehingga suku bunga tidak perlu naik dan pertumbuhan ekonomi bisa semakin membaik.
Ketiga, kondisi defisit fiskal yang sempat terkoreksi hingga 6,1 persen pada 2020 ditargetkan akan terjaga sebesar 5,7 persen pada tahun ini.
Ia mengklaim defisit fiskal ini dapat semakin membaik seiring dengan perbaikan yang terjadi dalam perekonomian Indonesia.
Keempat, kondisi sektor keuangan. Febrio menyebut semakin banyak investor domestik dan ritel yang gencar menanam modal di beberapa instrumen keuangan seperti saham, obligasi dan surat berharga negara (SBN).
Pertumbuhan perekonomian dalam negeri dinilai sudah terjadi secara merata di berbagai sektor seperti ekspor, impor, konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, dan investasi.
Kelima, Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktur yang naik cukup signifikan. September 2021 PMI Indonesia telah masuk ke posisi 52,2 setelah sebelumnya berada di posisi 43,7.
Kenaikan ini mensinyalir optimisme manufaktur dalam membeli pasokannya untuk beberapa bulan ke depan. Selain itu, posisi 52,2 menunjukkan sektor manufaktur sedang bersiap dalam melakukan ekspansi.
Sumber: CNNINDONESIA