PORTAL JABAR,- Sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan Tri Darma perguruan tinggi secara terpadu dan tersistem terutama dalam pelaksanaan darma penelitian dan pengabdian masyarakat, mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia program studi Pendidikan Kewarganegaraan yang tergabung dalam Civics Hukum Motor Community atau yang sering disebut CHMC melaksanakan penelitian dan pengabdian di kawasan Kasepuhan Sinar Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja dari CHMC yaitu CHMC Mengabdi.
Muhammad Nasrul selaku Komandan CHMC menerangkan bahwa kegiatan CHMC Mengabdi ini merupakan bentuk anggota CHMC sebagai mahasiswa dalam melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi demi terciptanya pembaharuan dan kemajuan di suatu daerah.
Kegiatan CHMC Mengabdi yang dilakukan berupa pengajaran oleh CHMC dengan mengangkat tema “Penguatan Nilai-nilai Pancasila melalui Kegiatan CHMC Mengabdi Pada Siswa SDN Sirna Resmi” yang dilaksanakan pada 27 Januari 2022.
Setiap kelas diisi oleh empat orang anggota CHMC untuk melaksanakan pengajaran. Setiap anggota CHMC melakukan perkenalan terlebih dahulu dan menggali pengetahuan dasar mengenai Pancasila. Materi yang diberikan yaitu mengenai nilai-nilai Pancasila dan contoh pelaksanaan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, serta melaksanakan lomba ranking 1 dengan materi sesuai yang sudah disampaikan sebelumnya. Pengajaran dilakukan pukul 08.00-11.00 WIB.
Setelah melakukan pengajaran di SDN Sirna Resmi dilanjutkan dengan melakukan observasi di kawasan Kasepuhan Sinar Resmi yang bertujuan untuk mengetahui lebih dalam tentang kebudayaan yang melekat pada masyarakat adat disana. Selain itu, kami mengunjungi masyarakat yang sedang menumbuk padi. Pengolahan padi hingga jadi beras disini masih menggunakan kearifan leluhur yang masih sangat tradisional. Padi hasil panen ditumbuk dengan lesung yang juga memiliki keunikan dalam proses penumbukkannya. Warga setempat menumbuk padi disertai dengan irama yang membuat hal tersebut keunikan tersendiri. Selain itu, padi yang ditumbuk dan kemudian menjadi beras dapat bertahan sampai puluhan tahun, ungkap salah satu penumbuk padi.
Di era disrupsi, apalagi dalam era society 5.0, kearifan merupakan hal mutlak yang wajib dimiliki oleh manusia. Dalam kehidupan, semuanya membutuhkan uang, namun tidak semua kehidupan membutuhkan uang untuk berjalannya kehidupan. Hal ini terpancar dalam kehidupan di Kasepuhan Sinar Resmi. Kebijaksanaan menjadi kunci dalam pelestarian mereka terhadap kearifan lokal atau local wisdom. Kasepuhan Sinar Resmi merupakan salah satu contoh berharga dari sekian banyak bentuk komunitas yang masih menyimpan kearifan lokal, berupa menyimpan beragam benih padi lokal yang hanya ditanam oleh masyarakat setempat. Hal itu merupakan alasan bahwa padi tidak dijual, yaitu untuk menjaga kelestarian keragaman hayati.