KOTA BANDUNG,- Menyambut usianya yang ke-11, eFishery dengan bangga mengumumkan peluncuran perdana Laporan Keberlanjutan dan Laporan Dampak edisi ketiga.
Publikasi ini mencerminkan komitmen kuat terhadap praktik bisnis akuakultur berkelanjutan dan pencapaian signifikan perusahaan selama setahun terakhir.
Sebagai pelopor dalam bisnis akuakultur berbasis teknologi, eFishery memanfaatkan inovasi teknologi untuk meningkatkan produktivitas, profitabilitas, dan profesionalisme.
eFishery memiliki tiga area fokus yakni Akuakultur Berkelanjutan Berbasis Teknologi (Tech Enabled Sustainable Aquaculture), Keanekaragaman Hayati dan Aksi Iklim (Biodiversity and Climate Action), serta Komunitas Sejahtera (Thriving Communities) yang menjadi dedikasi perusahaan sebagai pemimpin dalam mendorong perubahan positif di industri akuakultur.
Laporan Keberlanjutan eFishery memberikan gambaran menyeluruh tentang kinerja perusahaan dari perioce 1 Januari hingga 31 Desember 2023.
Laporan ini merinci strategi keberlanjutan, indikator kinerja kunci, dan keselarasan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
eFishery berkomitmen untuk selalu transparan dalam menjalankan operasi dan rantai pasok, serta mengajak semua pemangku kepentingan untuk terlibat dalam upaya akuntabilitas.
Disusun sesuai dengan standar global penyusunan laporan keberlanjutan perusahaan, termasuk Global Reporting Initiative (GRI) dan International Financial Reporting Standards (IFRS).
Laporan ini menegaskan komitmen eFishery terhadap praktik tata kelola perusahaan yang baik dan keuangan berkelanjutan.
Laporan ini mencakup 12 tujuan keberlanjutan jangka panjang dan skor ESG yang merinci pencapaian perusahaan, yang meliputi aspek lingkungan dan sosial, memberikan dampak serta kontribusi lebih untuk pembudidaya dan masyarakat.
Diantaranya komitmen untuk membantu 100.000 kelompok pembudidaya di 2030, 100 juta dolar program pembiayaan pembudidaya di 2030 dan mengurangi risiko kelaparan bagi lebih dari 1 juta masyarakat di 2050.
Sepanjang tahun 2023, pendapatan eFishery mencapai Rp10,8 triliun dan berhasil menyalurkan lebih dari Rp653 miliar kredit pembiayaan melalui Kabayan (Kasih, Bayar, Nanti).
CEO Center of Center of Governance, Environmental, Social and Governance Studies (CEGSS), Universitas Airlangga, Iman Harymawan mengatakan perusahaan harus memahami nilai dan tujuan mereka untuk merumuskan langkah yang berarti ke depan.
“Ini bukan sekadar tentang menjadi pemenang terbesar di pasar, melainkan tentang mengambil tanggung jawab dan menciptakan dampak positif dalam setiap tindakan yang diambil. Sebagai unicorn yang berkembang pesat, eFishery menunjukkan komitmen kuat terhadap inisiatif sosial, terutama melalui program ‘Kasih, Bayar Nanti (Kabayan),” tuturnya.
Ia mengatakan inisiatif ini memberikan akses pendanaan penting bagi pembudidaya lokal, mendukung pertumbuhan akuakultur berkelanjutan dan mendorong inklusi ekonomi. Kinerja sosial dan lingkungan.
“eFishery adalah contoh praktik terbaik dalam tanggung jawab perusahaan, memberikan dampak nyata pada pertumbuhan ekonomi dan sosial lokal,” tambahnya.
Kerangka keberlanjutan eFishery telah berkembang pesat melalui kolaborasi dengan mitra riset.
Perjalanan cari laporan ini dimulai dengan early assessment berdasarkan empat standar, membandingkan dengan perusahaan global dan indeks ranking terkemuka seperti Bloomberg, Refinitiv, Corporate Knights, S&P, dan Sustainalytics.
Benchmark ini mencakup berbagai sektor, termasuk Produk Makanan, Perangkat Lunak dan Layanan, serta Ritel Makanan, yang dilakukan oleh CESGS.
Penilaian Double Materiality Assessment dilakukan dengan cukungan Universitas Gadjah Mada.
Penilaian ini mengidentifikasi topik kunci yang harus difokuskan oleh eFishery dan mengevaluasi dampak finansial dari isu keberlanjutan terhadap operasi serta efek aktivitas perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat.
Pendekatan komprehensif ini memastikan eFishery dapat merespons kekhawatiran pemangku kepentingan dan meningkatkan ketahanan serta strategi keberlanjutan jangka panjang perusahaan.
CEO & Co-founder eFishery Gibran Huzaifah mengungkapkan pihaknya berupaya untuk meningkatkan kehidupan pembudidaya melalui akuakultur, dan memperkuat peran teknologi dan akuakultur dalam meningkatkan ketahanan pangan.
“Kami bertujuan untuk mendukung pembudidaya kecil dari awal perjalanan hingga panen, mentransformasi akuakultur di Indonesia menjadi lebih baik. Sebagai pemimpin dalam teknologi akuakultur, eFishery mengakui bahwa keberlanjutan adalah hal yang esensial, tidak hanya untuk kesuksesan dan pertumbuhan bisnis kami, tetapi juga untuk komitmen kami terhadap. praktik korporasi yang bertanggung jawab. Dedikasi kami terhadap pengelolaan lingkungan dan tanggung jawab sosial tetap kuat dan menjadi inti dari segala yang kami lakukan. Keberlanjutan adalah bagian integral dari misi dan operasi kami. Pencapaian ini terangkum dalam Laporan Keberlanjutan perdana ini bersamaan dengan Laporan Dampak edisi ketiga kami,” ujarnya.
President Commissioner & Impact Committee, Amy Novogratz, AquaSpark mengatakan pada tahun 2013, ketika Aquaspark dan eFishery memulai perjalanan mereka, kesadaran bisnis akuakultur berkelanjutan baru mulai berkembang.
eFishery, kata dia, menghadirkan solusi nyata yang menghubungkan pembudidaya dan mengungkap potensi serta nilai riil dari akuakultur berkelanjutan.
“Saat itu, eFishery merupakan satu-satunya solusi teknologi yang terjangkau dan layak diinvestasikan yang ada di industri ini. Kini, hampir setengah juta pembudidaya ikan dan udang telah bergabung dengan platform eFishery, dan permintaan untuk produksi akuakultur yang terdigitalisasi makin meningkat di seluruh rantai pasokan global,” tambahnya.
Versi ketiga Laporan Dampak eFishery menyoroti dampak mendalam dari inisiatif terhadap pembudidaya, menunjukkan bagaimana inovasi perusahaan meningkatkan industri akuakultur.
Bekerja sama dengan Unit Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan Bisnis (P2EB), Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada, eFishery melakukan penelitian evaluasi dampak menggunakan pendekatan inferensi kausalitas untuk membuktikan manfaat dari produk dan layanan eFishery terhadap pembudidaya.
Metode ini memungkinkan eFishery mengetahui dampak murni dari produk dan layanan dan memberikan bukti yang jelas tentang efektivitasnya dengan 300 pembudidaya ikan dan udang di lima provinsi dan 16 kabupaten/kota.
“Kami menggunakan metode difference-in-differences (DiD) untuk pembuktian manfaat dari produk dan layanan terhadap kinerja pembudidaya, cengan menggunakan data hasil survei terhadap pembudidaya yang yang dilakukan pada tahun 2022 Universitas Indonesia, dan di tahun 2023 dilakukan survei kembali. Laporan ini menyajikan hasil analisis dampak produk dan layanan terhadap pencapaian kinerja kunci yang dirasakan oleh para pembudidaya. Outcomes dari para pembudidaya itulah yang menjadi komitmen kebermanfaatan perusahaan. Kami berharap laporan ini tidak hanya memberikan wawasan berharga bagi eFishery, tetapi juga menjadi sumber inspirasi dan panduan bagi perusahaan berbasis teknologi lainnya di sektor ini untuk terus berinovasi dan meningkatkan keberlanjutan,” ungkapnya.
Ketua Tim Riset, P2EB UGM Evi Noor Afifah, mengatakan dari pengujian dampak ini, eFishery telah merangkum dampak keseluruhan, menyoroti efek positif dari eFisheryku, Kabayan, dan eFeeder terhadap pendapatan bulanan, laba bersih, can probabilitas keuntungan.
Di antaranya, kombinasi penggunaan eFisheryKu (Beli Pakan, Lapak Ikan, Kabayan) dan eFeeder meningkatkan 91% pendapatan total bulanan pembudidaya, dengan penambahan keuntungan bersih per bulan Rp19,2 juta dan probabilitas keuntungan 28.6% dan penggunaan eFisheryku (Beli Pakan, Lapak Ikan, Kabayan) meningkatkan 78% pendapatan total bulanan pembudidaya, dengan penambahan keuntungan bersih per bulan Rp11,2 juta dan probabilitas keuntungan 11%.
“Manfaat akan makin meningkat jika pembudidaya menggunakan gabungan layanan,” tukasnya.
“Laporan Keberlanjutan perdana dan Laporan Dampak ini menandai momen penting bagi eFishery. Laporan ini tidak hanya menunjukkan komitmen kami terhadap akuakultur yang bertanggung jawab, tetapi juga mencerminkan dedikasi kami terhacap transparansi dan akuntabilitas. Seiring kami terus berinovasi dan memimpin dalam praktik keberlanjutan, kami mengundang semua pemangku kepentingan untuk bergabung dalam menciptakan dampak positif bagi pembudidaya, masyarakat, dan lingkungan,” tutup Trini Pratiwi, Senior Manager Sustainability & Development, eFishery. (*)