KOTA BANDUNG,- Ketua Komisi I DPRD Jawa Barat Bedi Budiman mengapresiasi perhelatan Asia Africa Festival yang digagas Pemerintah Kota Bandung, 5-6 Juli 2024.
Menurut Bedi, konsistensi Kota Bandung dalam menyelenggarakan ajang festival ini sejak tahun 2019 menunjukan komitmen dan penghormatan tentang sejarah besar Konferensi Asia Afrika 1955.
“Saya mengapresiasi perhelatan Asia Africa Festival di Kota Bandung ini. Terlebih dihadiri oleh delegasi dari 32 negara, Ini luar biasa, artinya perhatian dari negara lain semakin besar,” ujar Bedi Budiman yang turut hadir dalam event tersebut.
Konferensi Asia Afrika yang dilaksanakan pada 18-24 April 1955 silam ini merupakan respon atas keadaan dunia yang memanas akibat rivalitas blok Amerika Serikat dan blok Uni Soviet.
Konferensi ini berhasil membangun solidaritas antar bangsa dengan tiga tonggak keberhasilan utamanya yakni dekololonisasi, detente dan disarmament, ini mengubah geopolitik dunia, ujar Bedi.
Pidato Presiden Soekarno pada KAA 1955 yang berjudul “Let a New Asia and New Africa be Born” menginspirasi jalannya konferensi hingga menghasilkan Declaration on The Promotion of World Peace and Coorperation, atau dikenal dengan istilah Dasasila Bandung.
“Hari ini nilai-nilai Dasasila Bandung masih tetap relevan, maka melalui perhelatan festival ini akan semakin mengukuhkan julukan Kota Bandung sebagai The Capital of Asia Africa”, ujar Bedi.
Warga Bandung antusias dengan perhelatan festival ini, puluhan ribu warga berdatangan meski sempat diguyur hujan deras.
Bedi juga menyatakan kekagumannya kepada warga Bandung yang dengan antusias berkontribusi untuk memeriahkan acara ini, penghormatan saya kepada para seniman, komunitas hobby yang begitu kreatif memeriahkan acara ini”.
Meski begitu, kata Bedi, tak hanya sekedar nostalgia atau perayaan saja, namun harus juga diperkaya dengan Diskursus terkait pengembangan nilai-nilai Dasasila Bandung.
“Tentu partisipasi publik juga diperlukan dalam upaya melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai perjuangan KAA 1955 ini, ingatlah apabila kita lengah maka kita bisa terjerumus kembali kemasa silam penjajahan, meski beda bentuk tapi sama perangai” tandas Bedi yang juga Founder dari Bandung Geopolitics Studies. (*)