KOTA BANDUNG,– Wakil Ketua Fraksi Golkar DPRD Jabar Ahmad Hidayat menyambut baik upaya Pemerintah provinsi Jawa Barat dalam menangani penyebaran virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Ia memandang, apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah provinsi, melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) sudah pada jalurnya.
“Upaya Pemprov Jabar sudah dilakukan dari hulu ke hilir, semuanya diawasai sehingga penyebaran virus PMK ini bisa terkendali,” kata Ahmad belum lama ini.
Ia mengungkapkan, penurunan kasus yang sangat signifikan ini bisa terus dipelihara. Sehingga nantinya Jabar dapat terbebas dari penyebaran virus PMK.
“Saya kira dibutuhkan konsisten, Karena untuk menghentikan penyebaran PMK ini dibutuhkan kerja sama antara pemerintah provinsi, pemerintah kota/kabupaten dan prilaku disiplin dari para peternak itu sendiri,” tuturnya.
Ahmad mengungkapkan, komitmen dari setiap pucuk pimpinan sangat penting guna menghentikan penyebaran virus PMK ini.
Oleh karena itu dia berharap kolaborasi dengan semua pihak bisa terus dilakukan demi terciptanya kesehatan para binatang ternak khususnya di Jabar.
“Perlu ada sinergi dan integrasi solid untuk mengatasi penyakit ini. Penanganan PMK ini tidak hanya bisa mengandalkan pemerintah pusat saja. Khususnya, para pucuk pimpinan yang telah ditunjuk agar terus back up satgas di daerah,” pungkasnya.
Sementara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk tidak khawatir terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan kurban.
Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil– memastikan penanganan terhadap infeksi virus PMK di Jabar dilakukan dengan maksimal. Salah satunya dengan mempercepat vaksinasi.
“Masyarakat Jabar tetap tenang, penanganan PMK hewan di Jabar tertangani dengan baik menjelang Iduladha bulan depan, jangan khawatir,” kata Kang Emil.
Ia menjelaskan, pelaksanaan vaksinasi PMK pada hewan ternak di Jabar dilakukan tiga tahap yakni suntikan pertama, kedua, dan booster.
“Sama seperti vaksinasi COVID-19 suntikan pertama, kedua dan booster,” ucap Kang Emil.
Bagi hewan ternak yang sudah diperiksa sehat dan cukup umur, kata Kang Emil, akan diberikan sertifikat yang dipasangkan pada leher hewan. Hal itu menandakan bahwa hewan tersebut sehat dan siap untuk dikonsumsi.
“Semua yang sehat akan dikasih sertifikat yang bisa dicek menggunakan handphone. Jadi nanti di setiap kuping sapi sehat bisa di-scan barcode-nya, menandakan itu siap untuk dilakukan kegiatan khususnya untuk sapi potong,” tandasnya. (*)