KOTA BANDUNG,- Keberadaan Angkatan Muda Siliwangi (AMS) diharapkan mampu meminimalisasi persoalan lingkungan yang diakibatkan bencana alam maupun pemanasan global.
Hal ini dirasa penting agar keberlangsungan hidup baik saat ini maupun yang akan datang bisa berjalan dengan baik.
Demikian disampaikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat menghadiri pelantikan empat organisasi sayap AMS periode 2021-2026 yakni AMS Rescue yang dipimpin Akhmad Taufiqurrachman, GADA AMS (ketua Rendra Wibawa) Puragabaya AMS (ketua Budi R. Haruman), dan Amparjagat AMS, di Gedung Sate, Bandung, Sabtu (24/9).
Ridwan Kamil mengakui, saat ini wilayahnya banyak dilanda bencana terutama yang diakibatkan pemanasan global.
“Sudah 700 hektare tanah Jawa Barat hilang jadi air laut, dari Muara Gembong di Bekasi sampai Subang. Sertifikat tanah ada, tapi tanahnya enggak ada. Hilang karena permukaan air laut sudah naik, gara-gara pemanasan global,” katanya.
Kondisi inipun, lanjutnya, berdampak terhadap banyaknya daratan Jawa Barat yang dilanda banjir.
“Akibatnya cuaca tidak bisa diprediksi. Agustus harusnya kemarau, tapi yang terjadi banjir. Menandakan global warming membuat cuaca tidak jelas,” katanya.
Tak hanya itu, dia pun menilai hal ini mengancam ketersediaan pangan di dalam negeri, terlebih dengan situasi pandemi virus korona yang belum usai.
“Jadi saat ini ada tiga guncangan. Guncangan pandemi, guncangan digital, dan guncangan pemanasan global,” katanya.
Oleh karena itu, mantan wali kota Bandung ini berharap agar seluruh kader AMS menyadari kondisi tersebut.
“Dan harus mampu beradaptasi dengan semua tantangan ini,” kata dia.
Ketua Umum AMS Noeri Ispandji Firman memastikan organisasi yang dipimpinnya ini berkontribusi terhadap perbaikan lingkungan baik terkait penanggulangan bencana maupun produktivitas pangan lokal.
“Tanpa diperintah, tanpa ditugaskan, mereka (kader AMS) teranggil,” jelasnya.
Sebagai contoh, menurutnya kader AMS mampu menjadi yang terdepan saat menanggulangi bencana alam di Kabupaten Sukabumi.
“Kami hadir di setiap desa. Ketika ada gempa, tim yang lain tidak bisa masuk, tapi AMS masuk karena kami hadir di setiap desa,” katanya.
Ketua AMS Rescue Akhmad Taufiqurrachman memastikan anggotanya hadir di seluruh wilayah Jawa Barat.
“Dengan jumlah anggota yang mencapai 800 lebih, anggota kami siap terjun untuk membantu penanggulangan bencana,” jelasnya.
Dia memastikan seluruh kadernya dibekali keterampilan terkait penanggulangan bencana.
“Water Rescue, Vertical Rescue, SAR, manajemen Posko, Dapur Umum, Medis dan sebagainya,” kata dia.
Terlebih, menurutnya anggota AMS Rescue berasal dari berbagai latar berlakang seperti dari BPBD, PMI, Basarnas, dan masyarakat penggiat kemanusiaan.
“Rata-rata setiap tiga bulan secara bergilir anggota AMS Rescue mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan terkait kebencanaan yang diselenggrakan oleh lembaga-lembaga kebencanaan,” pungkasnya. (*)