PORTAL JABAR,- Bulan Ramadan dipercaya sebagai bulan penuh berkah. Umat islam berlomba-lomba dalam menunaikan kebaikan, berbagi kepada sesama dengan bentuk apapun. Termasuk Paguyuban Duta Baca Kab. Karawang 2021, yang berbagi ilmu pengetahuan melalui Webinar Ramadan Berliterasi dengan tema ‘Literasi sebagai Langkah Peningkatan Ibadan di Bulan Penuh Berkah’. Webinar ini diselenggarakan pada hari Selasa kemarin, (19/04/2022) secara virtual melalui Zoom Meeting.
Meskipun dilaksanakan pada hari Selasa yang pada umumnya hampir semua orang melakukan aktivitas pokoknya seperti siswa yang sekolah, atau guru yang mengajar serta kalangan peserta lainnya, namun tidak meruntuhkan antusias peserta. Dibuktikan dengan jumlah peserta yang bergabung mencapai 110 orang. Meliputi siswa dari berbagai sekolah, guru, mahasiswa di Kabupaten Karawang mau pun luar Karawang. Pada kegiatan ini pula, para Bunda Literasi setiap Kacamatan di Kabupaten Karawang dapat hadir di tengah-tengah para peserta lainnya. Selain itu, Kepala Bidang Perpustakaan Disarsipperpus Kab. Karawang turut hadir untuk menyampaikan sambutan beserta jajarannya.
Selain acara yang luar biasa, yang menarik perhatian peserta adalah kehadiran pemateri luar biasa. Di antaranya Lia Sylvia Dewi yang merupakan Juara 1 Duta Baca Jawa Barat 2021, serta dari tim Konsultan Relawan Sekolah Literasi Indonesia yaitu Fasrina dan Darma.
Dalam materinya, Lia Sylvia menyampaikan bahwa literasi bukan hanya meliputi membaca dan menulis saja, tetapi menunjang kemampuan lainnya yang harus kita miliki dalam kesehariannya. Ia menyampaikan literasi sangat penting karena Peradaban Dunia salah satunya ditandai dengan adanya perkembangan tulisan yang menjadi sarana informasi. Tulisan menjadi sesuatu yang lebih berpengaruh bahkan sejak zaman dulu, yang lebih kekal diingat daripada penyampaian informasi melalui lisan.
Mengajarkan kemampuan membaca dan minat menulis bukan hanya menjadi tanggung jawab guru Bahasa Indonesia saja, tetapi tanggung jawab sekolah, lingkungan rumah, lingkungan masyarakat dan lainnya. Yang kemudian kemampuan membaca tersebut mampu membuat siswa memiliki kemampuan untuk menganalisis problematika, kebutuhan, menyelidiki sejarah, filosofi dan lainnya. “Literasi dapat menguatkan berbagai keterampilan. Misalnya siswa dengan tugas tari Merak, dengan membaca, siswa jadi mau untuk menggali lebih dalam sejarahnya seperti apa, filosofinya seperti apa hingga saat menampilkan tari Merak makna dan pesan dapat tersampai bukan hanya penampilan secara visual, namun juga ilmu pengetahuan.” tuturnya.
Bagi Lia Sylvia, literasi bukan sebuah formalitas. Anak membutuhkan orang dewasa untuk membimbingnya agar dapat membangkitkan minatnya dalam membaca hingga nantinya akan menunjang aktualisasi dirinya. Hal ini dapat dilakukan dengan penyesuaian sesuai usia dan kebutuhan. Baginya, orang dewasa harus mampu memilah buku yang baik untuk menjadi sarana edukasi terhadap siswa. “Untuk memilah buku, terdapat cara dengan menyesuaikan kategori. Dimulai dari kategori usia 6 bulan sampai 6 tahun, kategori ini lebih cocok untuk menggunakan buku yang berwarna dan bergambar. Jadi anak dikenalkan dulu dengan nama objek dan bentuknya. Masing-masing usia punya kebutuhan yang berbeda-beda, hingga pada usia lebih dari 18 tahun, penyesuaian usia dan kebutuhannya sudah berada di titik lebih tinggi. Misalnya untuk jenis buku yang meningkatkan kemapuan berpikir kritis. Contoh novel, buku-buku filsafat dan lainnya.”
Sementara, tidak kalah seru, tim Konsultan Relawan Sekolah Literasi Indonesia menyampaikan materi Fun Literacy Activities, yaitu serangkaian aktivitas menyenangkan yang dapat diajarkan kepada siswa atau anak. Di awal materi, mereka memperkenalkan kegiatan tentang mereka, kemudian dibuka dengan games yang dapat merangsang semangat peserta agar tetap fokus dan berkonsentrasi untuk mengikuti materi.
Fun Literacy Activities yang disampaikan oleh Tim Konsultan Relawan Sekolah Literasi Indonesia adalah di antaranya Tomedo (Topeng Media Dongeng), media ini sangat cocok bagi siswa yang masih kesulitan mempresentasikan diri di depan kelas. Dengan membuat topeng dari kertas HVS, siswa dapat lebih leluasa tampil di depan kelas menggunakan topeng untuk bercerita. Selanjutnya Lusi (Ludo Literasi), Panggung Boneka, Ular Tangga, serta FLA Digital, dan lainnya.
Selanjutnya, seolah tidak kehabisan ide, tim Konsultan Relawan Sekolah Literasi Indonesia menyampaikan games tiru suara, yaitu dengan meniru suara sesuai yang tertera di salindia. Games ini melibatkan kolaborasi antara gestur, mimik, intonasi dan lainnya.
Di akhir sesi, Lia Sylvia memberikan kalimat penutup untuk menjadi pengingat bahwa literasi menjadi tanggungjawab bersama, untuk menumbuhkan inovasi, kreasi, kolaborasi di daerah kita masing-masing. Terlebih lagi, saat ini di Kabupaten Karawang sudah hadir Bunda Literasi dari setiap Kecamatan, serta teh Andra Nurhaliza yang menjadi Juara 1 Duta Baca Jawa Barat 2022. (NIDA)