PORTALJABAR,– Capaian imunisasi di Jawa Barat masih belum mencapai target. Hal ini diperparah dengan situasi pandemi virus korona yang belum berakhir.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Nina Susana Dewi mengatakan, pihaknya menargetkan 95% balita di wilayahnya sudah diimunisasi dasar seperti campak rubela, BCG, dan polio. Namun, menurutnya belum tercapai terutama akibat pandemi ini.
“Jadi jumlahnya masih di bawah 90%, meski sudah di atas 80%,” katanya saat menjadi pembicara dalam Pekan Imunisasi Dunia (PID) di Gedung Sate, Bandung, Jumat (22/4). Padahal, dia memastikan imunisasi merupakan kewajiban bagi anak balita apalagi yang baru lahir.
Selain sesuai berdasarkan aturan, kata dia, kewajiban inipun karena imunisasi sangat diperlukan untuk kesehatan anak.
“Imunisasi itu untuk membentuk antibodi di tubuh. Untuk kekebalan tubuh,” ujarnya.
Menurut dia, kekebalan tubuh yang dimiliki hampir semua balita akan membentuk kekebalan komunal sehingga bisa meminimalisasi risiko penyebaran penyakit tersebut.
“Kalau kita tidak imunisasi, akan besar risiko terkena penyakitnya,” kata dia.
Oleh karena itu, dia mengajak masyarakat untuk tidak ragu memberikan imunisasi pada anak. “Ini penting, untuk kesehatan kita semua. Dan imunisasi itu aman, tidak berbahaya, tidak ada yang meninggal karena imunisasi,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Asisten Daerah Provinsi Jawa Barat, Dewi Sartika, meminta pemerintah daerah agar aktif dalam mendata perkembangan anak, termasuk menyangkut
Menurutnya, aparat terbawah seperti di tingkat desa harus memiliki data dan informasi balita mana saja yang sudah dan belum diimunisasi.
“Kita pastikan agar imunisasi ini bagian penting dari tumbuh kembang anak, agar mereka jadi bagian dari yang berkualitas. Para kades harus pastikan anak-anaknya (balita) ada berapa, berapa yang sudah diimunisasi dan di mana saja,” katanya.
Ketua TP PKK Jawa Barat, Attalia Praratya, menjelaskan, orangtua tidak perlu khawatir dalam mengimunisasikan anaknya. Dia juga memastikan hal tersebut sangat penting untuk kesehatan anak.
Dia memiliki pengalaman langsung terkait pentingnya imunisasi.
“Jadi, anak yang sebelum diimunisasi punya banyak penyakit, ada infeksi, setelah diimunisasi lengkap, kini sehat, kekebalan tubuhnya kuat,” ujarnya.
Hal inipun, kata dia, terbukti saat pandemi virus korona ini.
“Meski Arka (anak balitanya) dikelilingi orang dewasa, bahkan ada yang covid, tapi dia kekebalan tubuhnya kuat, sehingga tidak tertular,” pungkasnya. (nie)