BANDUNG,- Guna mendukung konektivitas yang terintegrasi di wilayah industri Rebana, diperlukan strategi pengaturan dan kebijakan untuk pergerakan masyarakat.
Mengingat pada pertumbuhan dan perkembangan kawasan Rebana, bakal terjadi pola pergerakan masyarakat yang cukup tinggi.
Kondisi tersebut perlu diantisipasi, agar pelayanan pergerakan masyarakat di terutama di wilayah Rebana, dapat terlayani dengan sempurna.
Hal tersebut terungkap dalam Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II (PKN II) an Dr H Tata Bina Udin ST, M.S.i berjudul Strategi Peningkatan Konektivitas melalui Penataan Jaringan Trayek Angkutan Umum Terintegrasi di Kawasan Metropolitan Rebana di Gedung Graha Perhubungan Cinunuk Kabupaten Bandung, Jumat (3/11).
Tata Bina Udin yang merupakan Kepala UPTD PPP LLASDP Dinas Perhubungan Jawa Barat dalam paparannya mengatakan, dengan penataan jaringan trayek angkutan umum yang terintegrasi dan terkoneksi di kawasan Rebana, dapat bermanfaat bagi masyarakat, pengusaha maupun stakeholder lainnya.
Dikatakan dia, selain tersedianya layanan angkutan umum yang terintegrasi di kawasan Rebana, juga tersedianya pilihan jenis layanan angkutan penumpang untuk menunjang pergerakan, antar simpul transportasi maupun antar pusat kegiatan yang ada di kawasan Rebana.
“Kami mengantisipasi bagaimana melayani pergerakan-pergerakan masyarakat, supaya terlayani dan dapat mengakses ke semua simpul dan kawasan tersebut,”ucapnya
Ditambahkannya, ada tiga simpul transportasi di kawasan Rebana, yakni transportasi udara Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati Majalengka, Pelabuhan Patimban Subang dan terminal-terminal tipe A, B hingga C yang ada di kawasan tersebut.
“Semua diharapkan untuk mengkoneksikan simpul-simpul tersebut termasuk ke Rebana,”ujarnya.
Ia juga mengatakan, implementasi dari metode proyek perubahan yang digagasnya itu, bakal dilakukan secara tiga tahap. Ke tiga tahap itu yakni jangka pendek, menengah dan panjang.
“Ini implementasi dari proyek perubahan yang saya gagas. Ini dilaksanakan ada tiga tahapan, ada jangka pendek, jangka panjang jangka menengah. Untuk jangka pendeknya dilaksanakan 2 bulan terakhir ini, sedangkan nanti pengembangan-pengembangannya akan dilaksanakan jangka menengah, untuk implementasinya dilaksanakan jangka panjang,”ucapnya.
Tata juga mengatakan, implementasi lainnya yakni penyusunan peraturan gubernur (Pergub), yang nantinya mengatur penataan jaringan trayek, trayek eksisting, sistem informasi layanan jaringan trayek, partisipasi dan kerjasama stakeholder termasuk kabupaten/kota.
Produk lainnya adalah aplikasi sistem layanan informasi trayek, agar masyarakat dapat mengetahui trayek angkutan umum hingga jadwal keberangkatan maupun kedatangan.
“Kami menyusun Pergub sosialisasi kepada masyarakat, kemudian membuat aplikasi untuk masyarakat sebagai layanan informasi kepada masyarakat, juga menyusun modul modul peningkatan pemahaman kepada masyarakat. Sehingga masyarakat paham terhadap integrasi angkutan umum yang ada di kawasan itu,”jelas dia.
Pihaknya juga menurut Tata, membuat model atau strategi yang bakal digunakan dalam moda angkutan yang terkoneksi dan terintegritas.
Diharapkan, dengan konsep yang dibuat tersebut, moda angkutan di kawasan Rebana dapat terkoneksi dan terintegrasi dengan wilayah lainnya dengan mudah dan cepat. (*)