KOTA BANDUNG,- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Kang Emil) mengatakan bahwa provinsi dengan penduduk 50 juta jiwa sangat kokoh dalam melestarikan budaya. Dukungan yang diberikan pun tidak hanya berupa anggaran semata, melainkan kebijakan hingga dukungan politik.
Jawa Barat juga konsisten memajukan dan melestarikan penca silat baik sebagai olahraga maupun budaya.
“Tapi intinya Jawa Barat sangat kokoh dalam pelestarian budaya. Dukungan anggaran dukungan politik, dukungan kebijakan sangat kuat,” ujar Kang Emil usai peringatan Hari Penca Silat Jabar di halaman depan Gedung Sate Bandung, Senin (12/12).
Kang Emil mengungkapkan Jawa Barat adalah provinsi pertama yang menelurkan usulan hari penca silat tanggal 12 Desember saat ditetapkan pencak silat sebagai warisan budaya tak benda Unesco.
Guna pelestarian tetap terjaga dengan baik, Pemprov Jabar akan menjadikan penca silat sebagai kurikulum di level sekolah dasar dan sekolah menengah pertama.
Namun, hal itu bisa terealisasi apabila dari Ikatan Penca Silat Indonesia (IPSI) dan Persatuan Penca Silat Indonesia (PPSI) bisa menghadirkan pelatih memadai.
“Tantangan terbesar IPSI dan PPSI ini pelatihnya cukup apa tidak? Nah kalau pelatihnya memadai menjadi kurikulum di sekolah-sekolah dasar dan menengah, sangat ditunggu-tunggu,” ungkap Ridwan Kamil.
Komitmen Jabar dalam melestarikan pencak silat dimulai dari rencana pembangunan kampung penca silat di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang dengan lahan seluas 8 hektare.
“Semata-mata untuk melestarikan budaya penca silat yang kita banggakan dan terbukti proses ini menghasilkan atlet-atlet juara Indonesia itu datangnya dari Jawa Barat,” jelas Kang Emil.
Hari Penca Silat di Gedung Sate juga dihadiri perwakilan dari TNI Angkatan Darat (AD) yang ternyata juga menaruh perhatian pada pengembangan pencak silat.
Gubernur menilai hal itu membuktikan bahwa pencak silat telah terintegrasi dengan TNI AD dalam kehidupan sehari-hari mereka.
“Kehadiran TNI AD memberi contoh bahwa pencak silat sudah terintegrasi secara kejasmaniaan di TNI AD,” pungkasnya.
Ditempat yang sama Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Febiyani mengungkapkan pihaknya menginisiasi peringatan Hari Penca Silat ini sejak tahun 2020 namun bari terlaksana tahun ini karena terhalang pandemi.
Ia sangat mengapresiasi karena peringatan Hari Penca Silat Jabar ini diampu oleh dua organisasi Penca Silat yakni IPSI dan PPSI diikuti 1300 pesilat dari 30 perguruan dan terdiri dari tingkat PAUD, SD, SMP hingga SMA.
“Selain itu hadir juga beberapa aliran penca yang ada di Jawa Barat. Pada tanggal 15 Desember mendatang juga akan digelar Pekan Kebudayaan Daerah Jawa Barat di Kota Depok, dimana salah satu materinya adalah Penca Silat aliran Cimande yang telah ditetapkan sebagai salah satu dari 19 Warisan Budaya Tak Benda Jawa Barat bahkan ada sertifikatnya,” beber Febiyani.
Febiyani mengajak seluruh elemen mulai dari Pemerintah Daerah dan seluruh komunitas perguruan bersama-sama melestarikan tradisi Penca Silat agar dapat diwariskan ke generasi selanjutnya.
Karena, imbuh dia, tradisi Penca bukan sekedar olahraga atau olah tubuh tapi memiliki nilai seni dan filosofi serta mampu menjadikan pribadi masyarakat Jawa Barat yang kokoh, kuat dan tidak tercerabut dari akar budaya.
“Hal ini merupakan konsekuensi dari ditetapkannya Penca Silat sebagai WBTb UNESCO sehingga kita harus melakukan program untuk menjaga kelestarian dan ekosistem tradisi Penca Silat,” pungkasnya.(*)