PORTALJABAR, JAWA BARAT – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM Darurat di wilayahnya bisa dibilang lumayan berhasil.
Ia mengatakan kemampuan testing Jawa Barat 38.000/hari. “Testing Jawa Barat itu kurang lebih 38.000an/hari. Itu akan terus kita tingkatkan,” kata dia, Rabu, 21 Juli 2021.
Emil, sapaan akrabnya, mengakui, target testing tersebut belum bisa mendekati target testing yang diminta pemerintah pusat. “Target belum (tercapai). Terus terang berjibaku sehingga proses testing akan terus kita tingkatkan,” kata dia.
Indikator lainnya, kata dia, adalah menurunnya grafik bed occupation ratio rumah sakit di Jawa Barat. BOR di Jawa Barata sempat menembus 90,69%. Namun, data terbaru per 20 Juli 2021 turun di angka 77,04%.
Ia mengatakan, data BOR tersebut relatif bisa menggambarkan kasus Covid-19 di Jawa Barat. “Kalau kasus aktif itu debatable karena setiap hari di umumkan kasus lama masih bercampur, kira-kira begitu. Tapi kalau BOR ini tidak debatable karena tiap hari pasti keluar masuk pasien di ukur dari sistem yang kita punya,” kata dia.
Mantan Wali Kota Bandung ini menuturkan tren tingkat kematian kasus Covid-19 di Jawa Barat juga menurun. Puncak kasus Kematian tertinggi terjadi pada 11 Juli 2021 dengan 269 kasus kematian sehari. Per 19 Juli 2021 turun menjadi 70 kasus kematian.
Ridwan Kamil mengatakan, sesuai kesepakatan dengan pusat. Istilah pembatasan yang digunakan juga bukan lagi PPKM Darurat. Namun berdasarkan level. “Kondisi ilmiah level 1-4. Masyarakat pasti juga sudah capek ganti-ganti istilah, tapi inilah realitanya yang harus terus kita lakukan,” katanya.