BANDUNG,- Volume penumpang Commuter Line di Wilayah 2 Bandung selama masa Angkutan Lebaran (Angleb) 2025 melonjak signifikan.
Selama 22 hari periode Angleb sejak 21 Maret hingga 11 April 2025, lebih dari 1,3 juta penumpang memanfaatkan layanan Commuter Line Wilayah 2 Bandung.
VP Corporate Secretary Kereta Api Indonesia (KAI) Commuter, Joni Martinus, menyebut capaian tersebut menunjukkan peningkatan 14 persen dibandingkan masa Angleb tahun lalu.
Pada 2024, tercatat 1,1 juta penumpang menggunakan layanan Commuter Line di Wilayah 2 Bandung.
“Di tahun 2024, kita melayani penumpang Commuter Line 1,1 juta orang, di tahun 2025 kami melayani lebih dari 1,3 juta penumpang. Artinya ada kenaikan 14 persen,” ungkap Joni di Kantor KAI Commuter Wilayah 2 Bandung, Jl. Cipaganti No.82, Rabu, 16 April 2025.
Selama periode Angleb, Stasiun Bandung menjadi titik paling sibuk, baik dalam keberangkatan maupun kedatangan penumpang.
Joni merinci, sebanyak 187 ribu penumpang berangkat dari Stasiun Bandung, sementara sekira 200 ribu penumpang tercatat tiba di stasiun tersebut.
Dalam mendukung tingginya mobilitas penumpang selama Angleb, KAI Commuter menjalankan 1.276 perjalanan Commuter Line di Wilayah 2 Bandung.
Setiap harinya ada 58 perjalanan, yang menghubungkan berbagai wilayah, termasuk Bandung, Padalarang, dan Cicalengka.
Puncak arus penumpang terjadi pada 2 April 2025, di mana lebih dari 83 ribu orang menggunakan layanan Commuter Line dalam satu hari.
Tren kenaikan didorong peningkatan mobilitas masyarakat yang untuk berwisata dan silaturahmi, serta adanya penambahan jadwal perjalanan kereta.
“Seperti kita ketahui di Wilayah 2 Bandung banyak sekali destinasi wisata, baik di lingkungan perkotaan seperti Bandung maupun wilayah lain misalnya Padalarang dan Cicalengka. Ini membuktikan ada pergerakan masyarakat yang ingin berwisata ataupun ingin bersilaturahmi,” jelasnya.
Tak hanya dari sisi volume penumpang, pendapatan yang diperoleh KAI Commuter selama Angleb 2025 juga mengalami peningkatan.
Manager Area II Bandung PT KCI, Agus Eko Utomo mengungkap, total pendapatan tercatat mencapai Rp7.059.028.000.
Angka tersebut naik sekira 12 persen dibandingkan pendapatan pada Angleb 2024 yang berada di kisaran Rp6.403.950.000.
“Pencapaian yang tercapai untuk angkutan lebaran 2025 berbanding angkutan lebaran 2024 yaitu di 112 persen, jadi ada peningkatan 12 persen dari sisi pendapatan,” terang Eko.
Eko menyebut, pertumbuhan pendapatan sedikit lebih rendah dibandung volume penumpang karena berkaitan dengan karakteristik penumpang yang lebih banyak berasal dari kawasan Bandung Raya, di mana tarif perjalanan lebih rendah daripada rute jarak jauh.
“Perbedaannya adalah tertinggi pengguna di Bandung Raya. Karena tarif di Bandung Raya kan dibagi dua. Kalau untuk di jarak jauh yang 120 persen kita ada tarif di Rp8 ribu,” pungkas dia. (*)