KOTA BANDUNG,– Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar, mengumpulkan semua kabupaten/kota terkait vaksinasi penyakit kuku dan mulut (PMK),
Menurut Kepala DKPP, M Arifin Soedjayana, pihaknya mengumpulkan semua daerah untuk melakukan evaluasi dengan kabupaten/kota terkait penyerapan vaksin yang baru 40.
“Jadi kita ingin tahu apa masalahnya. Katanya butuh vaksin tapi ternyata kenapa susah penyerapannya,” ujar Arifin.
Arifin menjelaskan, posisi Jabar saat ini telah mendapat vaksin dari pemerintah pusat sebanyak 119.200 dosis. Namun, pencapaian yang dilaporkan pada posisi 32.034 hewan yang divaksin.
“Jadi baru 28,63 persen kalau sampai 28 Juni. Nah Per juli sudah 45 ribuan hewan yang divaksin dari hasil laporan teman-teman. Itu yang terlaporkan manual tapi kalau melihat di Sisnas masih upload data,” paparnya.
Arifin menjelaskan, saat bertemu dengan kabupaten/kota pihaknya menanyakan berbagai kendala yang ditemui di lapangan sehingga serapannya belum optimal.
“Salah satu kendalanya, sapi perah tadinya kan kita prioritas untuk divaksin. Nah saat sapi perah mau divaksin ternyata sudah ada yang terkena PMK satu kan ga bisa vaksin jadinya harus yang sehat,” katanya.
Menurut Arifin, kalau dalam satu kandang ada 100 ekor ternak dan satu saja ada yang terkena maka tak bisa masuk prioritas vaksinasi.
“Karena, vaksinasi hanya untuk yang sehat jadi ini kendala,” katanya.
Kendala lainnya, kata dia, berdasarkan laporan kabupaten/kota untuk sapi potong tak tersentral atau tercecer di beberapa lokasi. Jadi, mereka kesulitan untuk percepatan.
“Kami sudah minta bantuan ke petugas dan yang terkait. Kami sudah menegaskan ke daerah kalau butuh bantuan silahkan sampaikan jadi ada bantuan dr provinsi, fakultas peternakan, dokter hewan dan lainnya. Itu kendalanya,” katanya.
Ada juga, kata dia, daerah yang berhenti melakukan vaksinasi setelah tak ada sapi perah dan bibit yang harus divaksin. Untuk kasus seperti ini, ada intruksi kalau vaksinasi dilakukan ke hewan yang rentan lalu lintas PMK.
Terkait kasus hewan yang terkena PMK, kata dia, saat ini di Jabar ada 31 ribu kasus PMK. Sedangkan tingkat kesembuhannya 25 persen.
“Hari ini kami menggelar rapat percepatan sedang di konsolidasikan selain evaluasi. Jadi tingkat capaian vaksinasi bisa meningkat,” paparnya.
Sementara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk tidak khawatir terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan kurban.
Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil– memastikan penanganan terhadap infeksi virus PMK di Jabar dilakukan dengan maksimal. Salah satunya dengan mempercepat vaksinasi.
“Masyarakat Jabar tetap tenang, penanganan PMK hewan di Jabar tertangani dengan baik menjelang Iduladha bulan depan, jangan khawatir,” kata Kang Emil.
Ia menjelaskan, pelaksanaan vaksinasi PMK pada hewan ternak di Jabar dilakukan tiga tahap yakni suntikan pertama, kedua, dan booster.
“Sama seperti vaksinasi COVID-19 suntikan pertama, kedua dan booster,” ucap Kang Emil.
Bagi hewan ternak yang sudah diperiksa sehat dan cukup umur, kata Kang Emil, akan diberikan sertifikat yang dipasangkan pada leher hewan. Hal itu menandakan bahwa hewan tersebut sehat dan siap untuk dikonsumsi.
“Semua yang sehat akan dikasih sertifikat yang bisa dicek menggunakan handphone. Jadi nanti di setiap kuping sapi sehat bisa di-scan barcode-nya, menandakan itu siap untuk dilakukan kegiatan khususnya untuk sapi potong,” tandasnya. (*)