PORTALJABAR,- Masyarakat Jawa Barat dinilai memiliki sikap toleransi yang sangat tinggi dan tidak mendukung hadirnya radikalisme.
Hal itu terungkap dari hasil survei yang dilakukan oleh Indonesian Politics Research & Consulting (IPRC) di 9 kabupaten/kota di Jawa Barat.
Direktur Operasional dan Data Strategis IPRC, Idil Akbar menjelaskan, survei yang dilakukan oleh pihaknya mengkonfirmasi beberapa hal yang sebelumnya disampaikan lembaga survei lainnya.
Beberapa waktu lalu, sebuah survei pernah juga menyatakan Jawa Barat sebagai daerah paling tinggi soal intoleransi atau sikap pelarangan terhadap berkeyakinan, berkeagamaan dan lainnya.
“Tapi dari yang kami dapatkan, ternyata masyarakat Jawa Barat itu memiliki sikap toleransi yang memadai,” terang Idil usai acara “Toleransi dan Radikalisme di Jawa Barat: Ekspos Survei di 9 Kabupaten/Kota se-Jabar”, di Hotel Aston Pasteur, Kota Bandung, Rabu (9/6)
“Hal itu ditunjukkan dengan sikap mereka mau berteman, mau bersahabat, mau bermusyawarah, jual beli dan dialog dengan pemeluk agama lainnya,” lanjut Idil.
Dalam urusan pendirian rumah ibadah, kata Idil, masyarakat di Jawa Barat juga sangat toleran.
Hanya saja soal urusan yang menyangkut pribadi, seperti mengucapkan selamat kepada pemeluk agama lain yang merayakan hari besar, masih menjadi kendala.
Termasuk juga dalam urusan memilih kepala daerah yang berlainan agama atau membantu memberikan dana untuk pendirian tempat ibadah agama lain.
“Namun dari survei yang kami lakukan setidaknya ada dua temuan penting. Pertama, bahwa masyarakat Jawa Barat itu memiliki sikap toleran sangat tinggi dalam konteks hubungan dan interaksi sosial antar penganut agama,” tutur Idil.
Temuan kedua, yakni hal-hal yang menyangkut radikalisme, masyarakat Jawa Barat sebetulnya memiliki sikap yang cukup kuat dalam menolak semua bentuk radikalisme dan kekerasan atas nama agama.
“Jadi dari hasil yang kami dapatkan, masyarakat di Jawa Barat itu 80 persen ke atas menunjukkan sikap toleran. Ini cukup signifikan,” tandasnya.
Lebih lanjut Idil juga menyatakan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan IPRC, mayoritas masyarakat Jawa Barat berpandangan pentingnya peran pemerintah dalam memberikan
perlindungan terhadap antar pemeluk agama dan kenyamanan dalam beribadah.
Termasuk memfasilitasi dialog antar kelompok agama, tidak mencampuri urusan ibadah agama tertentu, bekerjasama dengan kelompok-kelompok agama, dan melakukan tindakan tegas terhadap kelompok intoleran.
Survei IPRC ini dilakukan di 9 kabupaten/kota di Jawa Barat, yakni Kota Depok, Kota Bekasi, Kota Bogor, Kabupaten Tasik, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Garut, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Cirebon.
Sampel dalam survei ini sebanyak 400 orang dengan metode penarikan sampel melalui multistage random sampling.
Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 396 responden atau 99 persen. Sebanyak 396 responden ini yang dianalisis.
Margin of error rata-rata sebesar ± 5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Responden terpilih diwawancarai (dengan memperhatikan protokol kesehatan) menggunakan kuesioner oleh pewawancara yang telah dilatih dalam rentang waktu 20-30 April 2021. (nie/*)