KOTA BANDUNG,- Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung menyebutkan vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) diprioritaskan untuk sapi yang berusia panjang.
Menurut Kepala DKPP Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar, vaksin PMK akan lebih diprioritaskan untuk sapi yang berusia panjang. Seperti sapi perah dan sapi pejantan yang digunakan untuk inseminasi.
Hal ini sebagaimana informasi dari pemerintah pusat yang menyampaikan vaksin PMK sudah tiba di Indonesia, tetapi distribusi vaksin PMK diprioritaskan untuk sapi berusia panjang.
“Informasi dari pemerintah pusat, sapi-sapi yang umurnya panjang akan diprioritaskan dulu (mendapatkan vaksin PMK). Seperti sapi perah dan sapi pejantan yang digunakan untuk inseminasi,” tutur Gin Gin Ginanjar.
Selain itu kata dia, meskipun vaksin Penyakit Mulut dan Kuku telah tiba di Indonesia, dan dikabarkan telah didistribusikan ke beberapa wilayah di Indonesia.
Namun, sampai saat ini Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bandung belum mendapatkan vaksin tersebut, dan masih menunggu informasi atau arahan lebih lanjut dari pemerintah pusat.
“Vaksin sudah datang di Indonesia, tapi untuk distribusi ke daerah, termasuk Bandung belum ada informasinya,” kata dia.
Ia pun belum mengetahui Kota Bandung akan mendapatkan vaksin Penyakit Mulut dan Kuku untuk kloter pertama atau tidak. Sejauh ini informasi lebih lanjut belum disampaikan pemerintah pusat.
“Kita juga belum tahu apakah Kota Bandung akan dapat vaksin kloter 1 ini atau tidak,” ucap dia.
Sementara itu Kepala Bidang Keamanan Pangan DKPP Kota Bandung, drh Ermariah menambahkan berdasarkan data DKPP Kota Bandung. Kota Bandung hanya memiliki sapi perah 161 ekor, dan sapi potong sebanyak 1.344 ekor.
Sehingga, sejauh ini DKPP Kota Bandung belum bisa memastikan apakah Kota Bandung akan masuk dalam daftar distribusi vaksin PMK gelombang 1 atau tidak.
“Sapi perah di kita (Kota Bandung) termasuk sedikit. Sedangkan sapi potong itu memiliki umur yang relatif pendek. Sehingga bukan menjadi target utama dalam vaksinasi PMK,” kata dia.
Ia menambahkan, sembari menunggu distribusi vaksin Penyakit Mulut dan Kuku. Sampai saat ini pemerintah pusat masih mengarahkan para peneliti untuk membuat vaksin PMK sendiri. (*)