KOTA BANDUNG, – Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum meminta komitmen kabupaten dan kota dalam upaya penurunan stunting di wilayahnya.
Menurutnya, Pemprov Jabar juga berharap keterlibatan banyak elemen termasuk ormas untuk ikut ambil bagian menuntaskan stunting
“Karena para bupati dan walikota yang tahu situasi dan kondisi di daerah tersebut. Kalau kami kan di provinsi tidak begitu memahami,” katanya pada kegiatan Jabar Stunting Summit 2022 di Gedung Sate Bandung, Selasa (13/12).
Uu memastikan optimalisasi penanganan di daerah terutama terkait dengan kebutuhan anggaran yang tak sedikit.
Saat ini, Uu mengungkapkan bahwa Pemprov Jabar telah merencanakan penganggaran di tahun 2023 untuk pencegahan kasus tersebut.
“Karena kalau tidak ada anggaran tidak akan maksimal. Makannya kenapa saya minta untuk menganggarkan di kabupaten kota, supaya ini ada kolaborasi, dan ini juga gerakannya harus bersamaan,” ucapnya.
Pihaknya pun menilai perlu dilakukan perbaikan pelaksanaan pendampingan masyarakat.
Tak hanya melalui Posyandu, PKK tapi juga melibatkan bidan, perawat, bahkan kiai, ustadz dan ustadzah terutama akan urgensi stunting yang bisa berpengaruh terhadap masa depan generasi.
Di luar itu, pihaknya pun menilai bahwa persoalan lain yang perlu mendapat atensi adalah cara pandang masyarakat.
“Masyarakat khususnya yang punya anak harus benar-benar memperhatikannya, jangan selalu berpikir untuk kesuksesan sehingga anak diabaikan jangan selalu berpikir untuk ekonomi tetapi anak diabaikan sehingga capai sukses tapi anaknya tidak sukses,” jelasnya.
Kepala Bappeda Jabar, Sumasna menjelaskan bahwa 4 kabupaten kota di Jawa Barat masih berstatus merah dengan prevalensi sangat tinggi di atas 30 persen dengan jumlah balita stunting mencapai 968.148 jiwa.
Keempat wilayah tersebut adalah Kabupaten Garut, Cianjur, dan Bandung, serta Kota Cirebon.
Merujuk ketentuan WHO, batas maksimal stunting adalah 20 persen, atau seperlima dari jumlah total anak balita.
Untuk prevalensi balita stunting, Jabar sendiri mencapai 24,5 persen pada 2021.
Dari upaya yang sudah dilakukan sejak 8 tahun lalu, stunting menurun secara konsisten.
Rata-rata penurunan 1,2 persen pertahun. Sedangkan supaya bisa menurunkan tren stunting hingga 10,5 persen pada 2024 butuh percepatan 3,5 tahun setiap tahunnya.
“Ini butuh peningkatan komitmen kolaborasi seluruh elemen mulai dari pemerintah akademisi organisasi masyarakat, bisnis, hingga elemen lainnya,” tukasnya. (*)