PORTALJABAR – Ditengah pandemi covid-19 saat ini masih berlangsung yang sangat berdampak sekali pada perekonomian masyarakat Karawang khususnya, ternyata masih ada praktek percaloan yang diduga dilakukan oknum karyawan PT Chang Shin Indonesia.
Dengan iming-iming diangkat sebagai karyawan tetap selesai pelatihan, agar mudah diterima, calon tenaga kerja harus mengeluarkan uang sogok mencapai belasan juta rupiah.
Dikatakan salah seorang karyawan training bagian sewing yang masuk melalui jalur tersebut, IK (28), awal proses pemberkasan selesai, mulai ada pembicaraan mengenai admin.
Hal ini terungkap melalui penuturan salah satu pihak keluarga bersangkutan yang minta identitasnya dirahasiakan pada awak media.
“Usai proses pemberkasan (daftar online, red) selanjutnya mulai ada pembicaraan mengenai admin. Untuk memperlancar masuk kerja dari yang tadinya 2 juta ke 4 juta, naik jadi 6, 8 sampai akhirnya 11 juta,” katanya.
Ia juga sangat menyayangkan terkait praktik percaloan yang membuat calon karyawan harus menggunakan uang pelicin yang jumlahnya mencapai belasan juta rupiah.
Adanya oknum-oknum diduga orang dalam perusahaan, memanfaatkan keadaan dengan dalih membantu, tapi kemudian memasang tarif untuk bisa lolos diterima sebagai karyawan.
“Kalo memang calon karyawan sudah berpengalaman lama sebelumnya, kenapa harus pakai uang untuk masuk kerja,” ujar yang bersangkutan.
Diceritakannya, siang hari pasca IK mendapat email diterima masuk sebagai karyawan chang shin pada 18 Oktober 2021.
Melalui komunikasi dengan teman dekat IK yang sebelumnya telah masuk terlebih dahulu di PT Chang Shin, ‘oknum’ yang mengawal dari mulai proses pendaftaran sampai akhirnya IK diumumkan diterima, langsung kemudian menagih biaya pelicin sesuai tarif yang ditetapkan.
“Sore harinya sekitar jam 5 bertempat di salah satu minimarket di Karawang, disaksikan langsung oleh saya dan teman dekatnya yang mengajak masuk (kerja, red) tersebut, kemudian uang itu diserahkan untuk katanya orang yang lebih lama bekerja,” tandasnya.
Sementara itu, pihak PT Chang Shin ketika akan dikonfirmasi terkait permasalahan tersebut tidak ada perwakilan manajemen yang bisa ditemui.
Dari pihak security, bahkan terkesan menghindar dengan dalih harus membuat janji terlebih dahulu bila ingin wawancara dengan pihak perusahaan. (wins)