PORTALJABAR – Untuk Meningkatkan SDM dan rencana anggaran biaya umkm di Desa Tegallega Kecamatan Ciampel Kabupaten Karawang, Mahasiswa KKN UBP Karawang memberikan sosialisasi Inovasi Kuliner Terbaru mengenai tanaman umbi-umbian beracun yang di olah menjadi makanan lezat pada UMKM “Gadungku”.
Diketahui, tanaman gadung merupakan salah satu jenis tanaman berumbi yang mengandung racun. Namun jika diolah secara benar, maka gadung dapat diolah dan dikonsumsi menjadi berbagai jenis, salah satunya dalam bentuk keripik. Produk ini telah terkenal dan menjadikan gadung sebagai salah satu tanaman beracun yang dapat dikonsumsi.
Tanaman ini memiliki nama latin Dioscorea hispida dennst yang memiliki aneka sebutan jika di Indonesia. seperti yang telah dijelaskan tadi, tanaman ini mengandung HCN atau zat alkaloid beracun yang dapat menyebabkan berkeringat, panas pada tenggorokan, mual dan muntah, pusing, mata kabur, hingga ketidak sandaran.
Tidak perlu khawatir, cara pengolahan yang tepat dapat mengatasi menghindari dampak negatif dari konsumsi racun pada gadung. Selain dapat dikonsumsi, gadung juga memiliki berbagai manfaat di bidang kesehatan untuk menyembuhkan banyak penyakit.
Tanaman ini memiliki nama yang banyak di Indonesia tergantung tempat wilayahnya. Di Indonesia, penyebutan gadung beraneka ragam di wilayah Aceh, Bali, Jawa, Sasak, Makassar, Sunda, dan lain sebagainya dengan berbagai penyebutan yang berbeda. Sangat unik, bukan? Indonesia memang terkenal dengan beragam penyebutan dalam 1 jenis gadung.
Tanaman ini memiliki ciri yang berbatang merambat dan memanjat dengan panjang sekitar 5 sampai 20 meter. Arah merambatnya juga selalu sama, yaitu merambat kea rah kiri. Hal ini merupakan ciri khas yang tidak dimiliki oleh jenis tanaman lainnya. Gadung juga dapat merambat pada tumbuhan yang memiliki batang yang keras.
Batang dari tanaman gadung ini sangat ramping, dengan tebal 0,5 sampai 1 cm Anda akan menemukan duri pada bagian batang tersebut. Sedangkan daunnya tidak berseling dan berbentuk menjari seperti kuning telur. Disini juga terdapat bunga yang memiliki benang sari dengan total 6 buah. Gadung tumbuh berkelompok dan tidak beraturan bentuknya.
“Bagi Masyarakat yang berjiwa entrepreneur tentu bisa membaca peluang dari adanya tanaman gadung, bukan? tanaman yang memiliki berbagai keunggulan ini juga dapat diambil potensinya dari segi keuntungan. Disini masyarakat dapat menelusuri bisnis budidaya gadung yang nantinya dapat diolah menjadi berbagai jenis olahan mulai dari makanan maupun obat, salah satunya yakni dijadikan makanan Kripik,” ujar salah seorang Mahasiswa KKN di desa Tegallega pada portaljabar.net. Sabtu (22/7).
Menurutnya, tidak perlu menggunakan modal yang besar, masyarakat sudah dapat menjalankan bisnis budidaya gadung dengan modal yang kecil. Meski begitu, cara memulainya juga tidak terlalu sulit. Masyarakat dapat memulai bisnis ini dimulai di depan rumah atau halaman rumah. Tidak perlu membutuhkan kriteria khusus, bisnis ini dapat dijalankan oleh semua orang tanpa keterampilan tertentu.
“Hanya dengan modal yang murah, masyarakat sudah bisa mendapatkan keuntungan yang besar di pasaran. Pastikan untuk menggunakan strategi marketing yang ampuh untuk menarik pembeli dan kami juga memberikan sosialisasi terkait pemasaran nya,” jelasnya. (wins)