PORTALJABAR, – Universitas Buana Perjuangan Karawang pada tahun 2021 ini kembali mengadakan salah satu Tri Darma perguruan tinggi, salah satunya adalah pengabdian kepada masyarakat atau biasa disebut KKN (Kuliah Kerja Nyata).
KKN kali ini dilaksanakan secara hybrid karena pengaruh virus Covid-19 yang mulai meningkat Kembali, mengingat kabupaten karawang masih berstatus zona merah dan sedang dilaksanakanya program PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) oleh pemerintah.
Dengan mengusung tema “Sinergi membangkitkan Ekonomi Kerakyatan di Era New Normal“.
Pelaksanaan KKN tahun ini dilaksanakan di 90 desa dan kelurahan yang tersebar di 16 Kecamatan di Wilayah Kabupaten Karawang. Ada 2 program yang harus dilaksakan oleh mahasiswa KKN yaitu pengisian prodeskel dan pengembangan UMKM.
Mahasiswa yang mengikuti KKN terdiri dari beberapa program studi diantaranya Program Studi Teknik Industri, Farmasi, Teknik Informatika, Sistem Informasi, Manajemen, Akuntansi, Psikologi, Ilmu Hukum, Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dengan jumlah setiap kelompok sebanyak 15 s/d 18 mahasiswa
Desa yang dijadikan lokasi KKN secara hybrid ini adalah Desa Sekarwangi Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang yang dibimbing oleh Ibu Lia Amalia, SH., MH. dan Koordinator Desa adalah Bapak Ating.
Desa Sekarwangi ini berada diantara 12 desa di Kecamatan Rawamerta, Kabupaten Karawang, dengan jumlah penduduk sebanyak 2.454 jiwa diantaranya jumlah laki-laki 1.226 jiwa dan jumlah perempuan 1.228 jiwa.
Desa sekarwangi memiliki lahan padi yang cukup luas, sehingga banyak warganya yang bekerja sebagai buruh petani.
Selain buruh tani sebagian masarakat desa juga memiliki mata pencaharian lainya seperti peternakan, pengrajin, sopir, pegawai negeri sipil, pedagang keliling, pedagang kaki lima dan lainnya. Salah satu potensi UMKM yang akan dikembangkan oleh mahasiswa KKN di desa Sekarwangi adalah pengelolaan ayam broiler dan Konveksi.
“Pada UMKM ayam broiler ini, pengelola hanya membesarkan bibit ayam yang dikirim dari cikampek, pada saat usia bibit ayam masih berusia 1-12 hari, pengelola membuatkan tungku penghangat selama 24 jam nonstop agar bibit ayam tersebut tidak mati kedinginan, mengingat diusia tersebut daya tahan ayam belum kuat”. Ucap Bapak Wahyudin selaku pengelola ternak ayam broiler.
Setelah ayam besar kemudian ayam tersebut dijual ke daerah cikampek dan Sebagian didaerah karawang. Pengelolaan UMKM ayam broiler ini diharapkan bisa menjadi lebih berkembang lagi setelah diadakanya KKN oleh mahasiswa dari Universitas Buana Perjuangan Karawang.
Adapun untuk UMKM Konveksi ini merupakan proses finishing yang bahan bakunya setangah jadi dan berasal dari Jakarta. Kemudian Konveksi Desa Sekarwangi ini memproses bahan setengah jadi tersebut hingga menjadi kemeja layak pakai dan siap jual.
“Konveksi Baju yang dikelola di desa Sekarwangi ini sudah berjalan lama sekitar 10 Tahun. Untuk seluruh karyawannya berasal dari warga setempat yaitu dari desa Sekarwangi dengan jumlah karyawannya sendiri itu ada 15 Orang,” ujar Pengelola Konveksi, Arom.
Dalam keberlangsungan produksinya konveksi ini masih terdapat beberapa kekurangan, seperti :
1. Jarang tercapainya target
2. Adanya keterlambatan supplay bahan baku
3. Sistem kerja yang kurang jelas
4. Minimnya APD (Alat Pelindung Diri)
Dengan adanya mahasiswa UBP Karawang yang KKN di desa Sekarwangi, Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang ini harapannya bisa membawa dampak baik serta perubahan khususnya untuk UMKM dan Potensi yang ada didesa tersebut dan Umumnya untuk kemajuan Desa Sekarwangi ini. (wins)