PORTALJABAR – Tak ada kejelasan jadwal keberangkatan Umroh dari panitia pelaksana membuat sejumlah peserta umroh yang telah menyetorkan uang biaya keberangkatannya resah.
Bahkan setelah sekian lama, panitia pelaksana saat ini kembali meminta tambahan uang biaya keberangkatan di luar kesepakatan awal.
Salah seorang peserta Umroh yang namanya tidak mau dipublikasikan mengatakan, semua berawal dari panitia umroh yang menawarkan paket ibadah umroh dengan harga yang relatif murah, hanya dengan biaya sebesar 10 Juta peserta dapat berumroh.
Spontan tawaran tersebut mendapat respon yang tingi dari sejumlah orang dari sejumlah desa di utara Karawang yang langsung ikut mendaftar.
“Namun saat waktu yang telah dijanjikan untuk keberangkatan, Pandemi Covid-19 melanda sehingga keberangkatan umroh pun dibatalkan. Dan saat ini panitia kembali meminta biaya tambahan sebesar Rp. 5 Juta untuk membeli Handphone (HP) dan pulsa karena peserta dilarang membawa HP pribadi, biaya tes PCR sebagai syarat pembuatan password. Tapi peserta tidak mau mengeluarkan lagi biaya tambahan karena awalnya disepakati Rp. 10 juta,” jelasnya.
Meski begitu, dirinya masih berharap bisa menunaikan ibadah Umroh seperti apa yang telah dijanjikan, walau sampai saat ini belum ada kejelasan jadwal keberangkatan umroh tersebut.
“Memang benar ada yang menawarkan umroh murah, hanya dengan uang Rp. 10 juta sudah bisa berangkat ibadah umroh, tapi sampai saat ini belum ada kejelasannya,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Jayakerta, Kecamatan Jayakerta, Dindin Murdyansah SH saat akan dimintai keterangan terkait masalah ini, dirinya sedang berada di Bandung untuk mengikuti Bintek, namun kedatangan KHI diterima ketua BPD Nurdin.
Menurutnya hingga saat ini belum ada warganya yang datang karena masalah umroh, jadi pihaknyatidak bisa memberikan keterangan lebih lanjut.
“Sepengetahuan saya belum ada tuh yang melapor ke desa terkait Umroh tersebut, kepala Desa juga saat ini sedang berada di Bandung, Bintek,” kata Nurdin.
Diketahui sejumlah calon peserta yang telah mendaftarkan diri Umroh murah dengan biaya Rp. 10 juta di Desa Jayakerta hampir seluruhnya memilih bungkam, adapun yang berani bicara tetapi tidak bersedia namanya dijadikan narasumber.
“Menjadi sangat menarik ketika media menelusuri keberadaan para calon peserta yang telah mendaftar untuk memberikan keterangan siapa panitia pelaksana Umroh murah tersebut, para peserta Umroh murah dari sejumlah desa di utara Karawang tersebut lebih memilih diam,” pungkasnya. (wins)