PORTALJABAR, KARAWANG – Ratusan massa buruh dari berbagai serikat yang tergabung di Koalisi Buruh Pangkal Perjuangan (KBPP) dan Mahasiswa dari beberapa Universitas menggelar aksi unjuk rasa tolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di depan Halaman Kantor Bupati Karawang. Jumat (9/9).
Massa aksi meminta pada pemerintah untuk menurunkan harga BBM dan menaikkan upah buruh. Sedangkan, masa dari mahasiswa meminta Turunkan harga BBM, REVISI UU Sisdiknas dan Cabut omnibuslow.
Massa aksi dari berbagai serikat dan mahasiswa mendatangi halaman Kantor Bupati Karawang dengan tertib. Dengan empat mobil komando (mokom) satu persatu tokoh buruh Karawang berorasi.
Ketua Umum FSPEK KASBI Rusmita Gajah Mada (RGM) pada orasinya mengatakan, bahwa hari ini kita kembali turun ke jalan. Karena sesuatu paksaan bahwa rezim penguasa hari ini telah menambah derita kita semuanya.
“BBM dinaikan sampai 30 persen tentu dampaknya ini akan dirasakan oleh kita semua,” ucapnya saat orasi.
Menurutnya, di sisi lain UMK tahun 2022 sama sekali tidak ada kenaikan. Bahkan di tahun 2023 Kementrian Ketenagakerjaan sudah mengatakan tidak akan ada kenaikan upah juga.
“Apabila kita kaum buruh, mahasiswa, dan rakyat masih duduk manis di rumah maka akan semakin tinggi penghisapan dan penindasan oleh negara,” ungkapnya.
Lanjutnya, kami persatuan dari buruh dan mahasiswa hari ini kita mencoba untuk melakukan perjuangan. Menuntut negara untuk mengembalikan hak kami sesuai amanat yang ada di dalam UUD 1945. Bahwa Tanah Air dan segala sumber kekayaan alam yang terkandung di dalamnya itu aset negara, dan untuk kemakmuran rakyat Indonesia.
“Artinya kenaikan BBM cacat. Kenaikan BBM tidak manusiawi. Oleh karena itu hari ini adalah pertama kali, sekaligus pembukaan untuk aksi penolakan BBM ini. Dan kami pastikan apabila rezim Jokowi dan Ma’ruf Amin tidak mau menurunkan BBM, kami semua akan kembali memadati gedung-gedung simbol kekuasaan negara,” tegasnya.