PORTALJABAR – Mahasiswa Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang yang melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) telah melakukan observasi ke UMKM yang ada di Desa Sabajaya.
Untuk UMKM yang dilakukan observasi yaitu Peternak Jangkrik dan Konveksi.
Pada dasarnya setiap menjalankan usaha pasti terdapat kendala, termasuk pada UMKM yang terdapat di Desa Sabajaya. Seperti yang disampaikan oleh Dadi selaku pemilik peternak jangkrik “Ya waktu dulu banyak yang bikin penangkaran jangkrik, cuman sekarang tinggal tersisa dua orang saja.” Ujarnya
Ia mengungkapkan, untuk pemasarannya sendiri hanya mentok sampai pasar saja. Karena yang kami tau untuk menjual jangkrik seperti itu saja.
“Orang-orang pengusaha yang menggunakan jangkrik itu jarang sekali melakukan sosialisasi kepada masyarakat, sehingga masyarakat kurang mengetahui potensi apa yang dapat dikembangkan dari jangkrik tersebut” terangnya.
Pada kesempatan lain, pemilik konveksi Suparman menjelaskan kendala yang terjadi pada UMKM yang dimilikinya.
“Untuk UMKM yang saya miliki mungkin memiliki kendala yang sama seperti
yang lain, yaitu mengenai modal. Tetapi, ada masalah yang jauh lebih penting lagi untuk UMKM kami, yaitu masalah pemasaran produk,” paparnya.
Lebih lanjut, Suparman mengatakan kami sebagai pelaku usaha siap untuk memproduksi barang setiap harinya, tetapi untuk pemasarannya sendiri kami masih kesulitan.
“Produk yang kami buat biasanya dijual kepada pelanggan yang selalu memesan barang ke kita. Untuk penjualan melalui online tidak saya lakukan, karena keterbatasan pemahaman” jelasnya.
Setelah mengetahui permasalahan yang ada pada UMKM di Desa Sabajaya, mahasiswa UBP Karawang menyiapkan upaya untuk menyelesaikan kendala yang terjadi di UMKM tersebut. Sesuai dengan tema Kuliah Kerja Nyata (KKN) “Inovasi dan Digitalisasi UMKM Menuju
Masyarakat Mandiri”. Seperti yang disampaikan oleh Kelompok KKN di Desa Sabajaya.
“Setelah kami menemukan permasalahan yang terjadi, maka kelompok kami telah mempersiapkan apa saja yang diperlukan untuk membantu UMKM tersebut” Ungkapnya.
“Pada UMKM peternak jangkrik, upaya yang dilakukan oleh kelompok kami adalah memberikan inovasi terhadap penjualan jangkrik tersebut. Cara yang dilakukan adalah merubah jangkrik menjadi tepung” Ujarnya
“Hal tersebut dilakukan guna memberikan perbedaan pada saat penjualan jangkrik. Untuk tepung jangkrik itu sendiri bisa digunakan untuk pakan ikan, burung, bahkan dapat dikonsumsi oleh manusia bila dilakukan pengolahan yang lebih lagi” tandasnya.
Kemudian untuk permasalahan UMKM konveksi mahasiswa KKN Desa Sabajaya melakukan upaya digitalisasi, hal tersebut diungkapkan oleh perwakilan mahasiswa.
“Pada UMKM konveksi masalah utama yang dihadapi adalah sulitnya memasarkan produk yang mereka punya. Demi membantu memasarkan produknya, kami telah membuat sebuah
akun di market place untuk digunakan sebagai media penjualan mereka” ungkapnya
“Selain hal tersebut kelompok kami juga mendaftarkan lokasi UMKM ke google maps, tujuannya untuk mempermudah orang-orang yang mencari tempat produksi mereka” Ujarnya
“Yang terakhir kami akan memberikan contoh desain sebuah produk, yang nantinya mungkin dapat dijadikan referensi oleh mereka ketika akan melakukan pembuatan model baru” tutupnya. (wins)