PORTALJABAR – Pindah ke Belanda setelah menikah, ibu rumah tangga ini masih menjalankan hobinya memasak nasi lemak. Tak disangka, masakannya justru laris manis di negeri kincir angin.
Mempertahankan kebiasaan atau budaya dari kampung halaman memang tidak mudah saat merantau ke negara lain. Terlebih jika tempat tinggal yang baru memiliki banyak perbedaan dengan kampung halaman.
Salah satunya terkait masakan yang bumbunya tidak bisa ditemukan di berbagai negara. Misalnya orang Asia yang terbiasa memasak dengan banyak bumbu kemudian pindah ke benua Eropa dan dihadapkan dengan stok bumbu serta rempah yang terbatas.
Tetapi jika memasak sudah menjadi hobi, rasanya tidak ada yang bisa menghalangi. Seperti halnya ibu rumah tangga asal Malaysia yang pindah ke Belanda ini. Ia berhasil mengembangkan hobinya menjadi sesuatu yang menghasilkan.
Melansir Free Malaysia Today (25/7), Solehan merupakan ibu rumah tangga yang menetap di Belanda setelah menikah dengan suaminya yang merupakan seorang warga negara Belanda. Sepindahnya ia ke negara kincir angin tersebut, Solehan tidak pernah meninggalkan hobinya untuk memasak nasi lemak dan ayam rendang.
Solehan seringkali memasak nasi lemak dan ayam rendang untuk dibagikan ke teman-temannya yang tinggal di sekitar kediamannya di Belanda. Tetapi suatu hari, hobinya ini justru menjadi keuntungan yang berlipat ganda untuknya.
Wanita 44 tahun ini kini telah menjadikan hobinya sebagai bisnis rumahan yang begitu ramai pelanggan melalui berbagai media sosial. Tahun 2017 menjadi tahun tersibuk untuk ibu yang akrab disapa Kak Ann karena hampir setiap harinya ia akan menerima pesanan nasi lemak dan ayam rendang melalui pesan singkat pada WhatsApp.
“Sebenarnya, mereka mengenal aku dan nasi lemak yang dibuat langsung oleh orang Malaysia. Orang-orang Malaysia seperti para pelajar di sini bahkan menjulukiku sebagai Kak Ann Ayam Rendang Nasi Lemak’,” kata Solehan.
Nasi lemak buatan Solehan ini diakui dapat mengobati kerinduan para perantau yang datang dari negara yang sama oleh dirinya. Tetapi tidak jarang juga banyak warga setempat yang juga penasaran untuk mencoba nasi lemak buatan Solehan.
Sebelum pandemi Covid-19, Solehan bahkan tidak sungkan untuk menjamu tamunya makan langsung di rumahnya untuk mencoba menu-menu baru buatannya. Semuanya berubah dan dibatasi ketika pandemi Covid-19 mulai menyebar ke seluruh dunia.
“Aku seringkali mengalami kebanjiran pesanan. Tetapi ini sumber pendapatanku dan aku mencoba untuk mengakomodasikan semuanya sesuai keinginan para pelangganku,” kata Solehan.
Seporsi nasi lemak dibanderol oleh Solehan seharga Rp 102 ribu, sedangkan nasi lemak yang lengkap dengan ayam rendang dibanderol seharga Rp137 ribu. Harga ini termasuk harga normal untuk sebuah nasi lemak lengkap dengan ayam rendang yang otentik dari Malaysia, mengingat bahan-bahan yang juga tidak mudah untuk ditemukan.
“Aku pastikan harganya sesuai dengan rasa dan kualitasnya karena akun menjamin kepuasan para pelanggan dan memastikan mereka akan membelinya lagi,” kata Solehan.
Kefasihannya dalam berbahasa Belanda dan kemampuannya untuk beradaptasi dengan baik di tanah rantaunya membuat Solehan memiliki peran penting untuk mengenalkan makanan khas Malaysia. Bahkan suaminya, Jan-Willen Manger, mendukung Solehan sepenuh hati dan mengaku siap untuk membuka restoran makanan untuk istrinya.
Sumber: detikfood