PORTALJABAR – Indonesia terkenal akan kekayaan dan keragaman suku, budaya, serta kuliner khas yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Di Padang Pariaman salah satunya, banyak budaya, kuliner dan potensi lain yang dimiliki kabupaten di provinsi Sumatera Barat ini, namun banyak orang yang belum tahu.
Banyak kuliner dan masakan khas asli ranah Minang ini yang lezat dan tidak dijumpai di daerah lainnya di Indonesia. Beberapa di antara makanan khas Padang Pariaman bahkan sudah sampai di kancah nasional dan internasional.
Masakan Padang Pariaman yang kental dengan tradisi Minang juga identik dengan bumbu rempahnya yang melimpah, proses memasaknya yang unik dan lama menjadikan makanan bercita rasa lezat dan unik.
Padang Pariaman yang memiliki moto “Saiyo Sakato” ini memiliki 17 kecamatan yang memiliki banyak potensi pertanian seperti sayuran, rempah-rempah hingga buah-buahan. Hasil alam inilah yang dimanfaatkan masyarakat Padang Pariaman untuk membuat kuliner yang khas.
Salah satu desa di kabupaten Padang Pariaman yang menyimpan kuliner khas, yang jarang diketahui banyak orang adalah desa Nagari Pakandangan di kecamatan Enam Lingkung.
Ketua Kelompok Nagari Pakandangan Kuliah Kerja Nyata atau KKN Serumpun Melayu 2021 Padang Pariaman, yang melakukan survei bersama timnya mengatakan ada beberapa kuliner khas tanah Minang yang ternyata berasal dari Desa Nagari Pakandangan.
“Ada beberapa kuliner khas yang ada di Nagari Pakandangan, Kecamatan Enam Lingkung, Padang Pariaman. Bahkan ada kuliner khas Minang yang berasal dari Nagari Pakandangan,” kata David.
Menurut David, berdasarkan hasil penelitiannya selama melaksanakan program kerja KKN, ia dan timnya setidaknya mendapati tiga jenis kuliner khas yang asli berasal dari Nagari Pakandangan, yang banyak orang yang belum mengetahuinya. Berikut tiga kuliner khas Nagari Pakandangan tersebut.
1. Sambalado Asam Durian
Bagi masyarakat Nagari Pakandangan, tidak lengkap rasanya saat musim durian tidak membuat masakan Sambalado Asam Durian. Kuliner ini terbilang sulit ditemui karena hanya ada saat musim durian.
Masakan ini memiliki cita rasa pedas, asam dan manis, serta beraroma khas durian. Di daerah lain, Sambalado Asam Durian dikenal dengan sebutan Sambal Tempoyak.
Meski pun keduanya memiliki kesamaan bahan, yakni dari durian, namun dari segi cita rasa keduanya berbeda. Sambal Tempoyak lebih terasa asam, sementara Sambalado Asam Durian cenderung manis.
Ini lantaran Sambalado Asam Durian menggunakan durian yang masih segar saat pengolahan. Biasanya Sambalado Asam Durian dihidangkan bersama dengan lalapan seperti daun singkong rebus, terong rebus, atau pare rebus.
2. Gulai Pisang
Mendengar kata gulai, yang muncul di kepala Anda pasti kalau tidak daging ya ikan. Tapi pernahkah Anda mendengar kuliner Gulai Pisang? Gulai pisang merupakan salah satu kuliner yang cukup unik di Nagari Pakandangan. Pisang yang biasanya diolah menjadi makanan atau minuman manis itu diolah menjadi lauk pauk berupa gulai.
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan Gulai Pisang sama seperti bahan membuat gulai pada umumnya. Hanya saja pada kuliner ini, bahan dasarnya berupa buah pisang dari jenis pisang Batu.
Tingkat kematangan buah pisang juga harus diperhatikan sebelum diolah menjadi gulai. Dalam pembuatan Gulai Pisang dipilih buah pisang yang keadaannya Manih Jao atau masih mengkal.
Selain Gulai Pisang, ada juga beberapa kuliner gulai lainnya yang berbahan dasar dari buah-buahan, seperti gulai nanas, gulai jantung pisang, gulai mangga ambacang, gulai papaya dan lainnya. Semua bahan-bahan pembuatannya sama, hanya bahan dasarnya saja yang berbeda.
3. Lapek Barujui
Kuliner manis Lapek cukup populer di Sumatra Barat maupun di Riau. Biasanya kue tradisional yang terbuat dari tepung ketan dan diisi dengan berbagai macam isian ini dibungkus kecil-kecil menggunakan daun pisang yang dibentuk prisma atau segitiga.
Nah, makanan ini juga ditemukan di Nagari Pakandangan, bedanya masyarakat di sana membungkus makanan ini dengan daun pisang yang diikat di setiap ujungnya menggunakan tali dari serat batang pisang.
Karena bentuknya yang mirip pocong, tak jarang Lapek Barajuik ini disebut juga dengan nama Lapek Pocong. Lapek Barujui ini berasal dari Kampung Aro yang dulunya merupakan salah satu Korong (dusun) di nagari Pakandagan. Semenjak tahun 1960-an, Korong Kampung Aro tidak lagi termasuk ke dalam nagari Pakandangan.
Hal tersebut terjadi lantaran adanya pemekaran desa antara Pakandangan dan Koto Tinggi. Sehingga Kampung Aro masuk ke daerah nagari Koto Tinggi. Kendati demikian, makanan Lapek Barujui tetap dikenal sebagai makanan khas yang berasal dari nagari Pakandangan.
Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk membuat Lapek Barujui ini terdiri dari pisang, tepung pulut, tepung terigu, gula eneu atau saka aren (gula aren), gula pasir, garam, kelapa parut, santan, kacang tanah dan daun pisang. Salah satu ciri khas Lapek Barujui adalah mempunyai isi di dalamnya berupa parutan kelapa yang dimasak dengan gula aren.
Dalam proses pengukusan Lapek Barujui masih menggunakan tungku api tradisional. Tujuannya agar aroma dan rasa khasnya dapat terjaga. Lapek Barajui sering dijumpai di pasar Pakandangan, biasanya dijual satu rentengan dengan harga Rp 10 ribu.