PENULIS: Nadia Nova Noer Fadila – 1910631190027 – Ilmu Komunikasi
PORTAL JABAR,- Saat ini di Indonesia sedang mengalami fenomena krisis literasi media sosial. Dimana hal ini menjadi darurat dalam berliterasi khususnya di kalangan ibu – ibu rumah tangga. Apalagi saat ini fasilitas untuk mengakses internet semakin mudah di dapat. Hal tersebut menjadi faktor pendorong ibu – ibu rumah tangga untuk selalu mengakses internet dan menjadikan kebutuhan setiap harinya. Seperti platform media sosial Facebook yang penggunanya sebagian besarnya adalah orang tua dan biasanya ibu – ibu rumah tangga. Walapun demikian, tidak jarang ibu – ibu yang minim akan hal dalam literasi media sosial.
Akhir – akhir ini banyak sekali konten negatif seperti hoax bermunculan. Tak jarang konten tersebut di unggah di platform media sosial Facebook. Dengan begitu, sering sekali memicu adanya opini – opini negatif khususnya di kalangan ibu – ibu. Informasi yang ada di media sosial terkadang tidak jelas dan tidak tahu siapa yang membagikannya. Biasanya ibu – ibu ikut memviralkan berita hoax tersebut lalu membagikan ke grup whatsapp keluarganya. Hal ini didukung dengan penyataan bahwa kurangnya literasi media sosial di kalangan ibu – ibu rumah tangga.
“Hasil riset menampilkan bahwa masih banyak ibu-ibu rumah tangga di Desa Maguwoharjo yang belum mengerti arti penting literasi media digital” Dikutip dari junal yang berjudul BUDAYA LITERASI MEDIA DIGITAL PADA IBU-IBU RUMAH TANGGA (Dewi dkk., 2019).
Pada 4 Mei 2022 kemarin, warga facebook gemparkan oleh video viral yang di unggah oleh akun facebook bernama Gra Tjokro Pramesti Ponjowati dengan memperlihatkan dalam video tersbut terdapat orang – orang yang memakai pakaian suku adat Dayak di dalam pesawat. Ia mengklaim bahwa yang ada di dalam video tersebut adalah warga dari tiongkok yang sedang menyamar untuk menjadi warga di Ibu Kota Baru. Video tersebut di unggah pada Rabu, 4 Mei 2022.
Dikutip dari kominfo.go.id bahwa faktanya hal tersebut adalah hoax, orang yang memakai pakaian adat di dalam tersebut merupakan Suku Dayak Iban Sarawak yang terbang pada 30 April 2022 dengan tujuan ke Kota Kinabalu, Sabah Malaysia menggunakan pesawat Air Asia.
Oleh karena itu perlu adanya edukasi mengenai penerapan literasi media sosial kepada masyarakat khusunya ibu – ibu rumah tangga. Hakikatnya literasi sangat di perlukan selain untuk mendapatkan informasi yang jelas tetapi juga untuk menghindari hal – hal seperti hoax. Dengan menguasai tentang literasi media sosial, masyarakat mampu memilah milih berita informasi dengan cerdas. Tidak terbuai dengan hoax yang beredar. Masyarakat juga akan mampu mencari tahu fakta sebenarnya sebelum membagikannya ke akun sosial media lainnya. Dengan demikian, akan meminimalisir konten – konten negatif yang beredar. Literasi media sosial sendiri yaitu dengan memiliki suatu keterampilan dalam bermedia sosial agar menghindari sesuatu yang di khawatirkan. Dengan melek akan pemahaman literasi media sosial dengan secara sederhana yaitu bagaimana masyarakat itu sendiri bisa menyaring atau pandai memilih isi yang disampaikan oleh media.
Cara agar bisa meminimalisir hoax dan juga ibu – ibu rumah tangga mau berliterasi media digital dengan cara sebagai berikut :
1. Pemerintah dan pihak – pihak tertaik perlu berkerjasama untuk membuat kegiatan penyuluhan sosialisasi ataupun pelatihan media digital kepada masyarakat khususnya ibu – ibu rumah tangga. Kegiatan ini perlu di lakukan secara berkesinambungan dan juga berkala.
2. Masyarakat perlu membangun adanya self awareness dalam bermedia sosial. Self awareness sendiri, merupakan cara membangun kesadaran diri dengan berusaha yang lebih mendalam dalam memperhatikan pemikiran, perkataan perasaan maupun perilaku. Self awareness bisa dikatakan sebagai cara menyikapi dan juga memahami diri sendiri. Menurut penelitian Tasha Eurich, seperti dikutip Orange HR, self awareness dapat membuat orang menjadi lebih percaya diri, kreatif, lebih tepat dalam mengambil keputusan, serta membangun relasi yang baik.
3. Pemerintah perlu memperhatikan lagi terkait hoax dengan mengadakan program penyuluhan sosialisasi literasi media digital bagi ibu – ibu rumah tangga. Pemerintah juga perlu bekerjasama dengan lembaga – lembaga media terkait. Lembaga tersebut meliputi Kemenkominfo, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Non Goverment Organisation, dan para pakar media baik dari Perguruan Tinggi.
Jadi, dalam bermedia sosial harus sangat berhati – hati karena pasalnya di media sosial masyarakat mampu mengunggah hal sesuka hati, mulai dari hiburan, bahkan konten – konten negatif. Selain berhati – hati, utamakan untuk mencari tahu informasi faktanya agar tidak terjerumus ke dalam hoax yang akhirnya beropini negatif terhadap konten tersebut. Biasakan untuk berliterasi dalam melakukan hal apapun.
Daftar Pustaka
- Novianti, D., & Fatonah, S. (2019). Budaya Literasi Media Digital Pada Ibu-Ibu Rumah Tangga. Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya, 21(2), 218-226.
- https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=422184359720744&id=100057875492198
- https://kominfo.go.id/content/detail/41621/disinformasi-warga-negara-cina-mulai-berdatangan-ke-ibu-kota-negara-menggunakan-pakaian-adat-dayak-kalimantan/0/laporan_isu_hoaks
- https://images.app.goo.gl/LzsfqVwxrtu4M5T28
- https://www.qubisa.com/article/self-awareness-bagi-pengembangan-diri