PORTALJABAR – Wafatnya legenda bulutangkis Indonesia Markis Kido, serta kolapsnya pesepakbola Denmark Christian Eriksen sama-sama disebabkan oleh cardiac arrest, atau juga sering disebut sebagai henti jantung.
“Jadi fungsi jantung adalah memompa darah, sehingga kalau dia tidak bisa menjalankan fungsinya secara efektif, maka namanya henti jantung atau (bahasa) Inggrisnya cardiac arrest. Nah apapun itu kalau ada seorang yang tiba-tiba kolaps, itu selalu di bilang cardiac arrest,” jelas Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dr. Vito Damay dalam program e-life.
Adapun perbedaan antara cardiac arrest yang dialami kedua atlet tersebut, ialah penyebabnya. Serangan jantung diduga menjadi penyebab cardiac arrest yang dialami oleh Markis Kido. Sedangkan pada Eriksen, dugaan penyebab cardiac arrest yang dialaminya adalah karena aritmia atau korslet jantung.
Henti jantung sendiri memiliki banyak penyebab dan bisa menimpa siapa saja, termasuk atlet. Akan tetapi, untuk mengidentifikasi penyebab pastinya, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut mengenai riwayat kesehatan dan gaya hidup orang tersebut.
dr. Vito juga menekankan faktor utama terjadinya serangan jantung adalah karena hipertensi.
“Biasanya atlet itu rentannya apa? Satu, dia merasa sehat. Jadi, dia tidak pernah cek bahwa dia punya kelainan jantung, atau dia punya penyakit yang memang menyebabkan dia bisa henti jantung. Nah kalau usianya masih muda, nggak menutup kemungkinan, hipertensi pun terjadi di usia muda. Jadi hipertensi itu adalah salah satu faktor utama seorang serangan jantung. Jadi sebenernya nggak heran sih kalau orang serangan jantung karena hipertensi.” tutur dr. Vito.
Hal lain yang perlu diperhatikan mengenai henti jantung adalah faktor usia. Menurut penjelasan dr. Vito, henti jantung biasanya dialami orang di atas usia 35-40 tahun.
“Di atas 35 tahun – 40 tahun, itu biasanya kebanyakan karena orang serangan jantung. Nah di bawah 35 tahun, kebanyakan orang aritmia atau korslet jantung bawaa yang dia nggak tahu sebelumnya. Umumnya orang-orang itu biasa aktivitas kayak biasa aja, sampai tiba-tiba terjadi hal demikian, korslet jantung yang fatal gitu maksudnya. Sebelum-sebelumnya mungkin saja ada gejala tapi karena makin lama fit fisiknya makin naik karena dia olahragawan, makin lama keluhannya makin nggak terasa,” jelas dr. Vito.
Perlu diketahui bahwa terdapat 5 faktor risiko serangan jantung, yaitu hipertensi atau tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, gula darah tidak terkontrol atau diabetes, kegemukan atau obesitas, dan kebiasaan merokok.
“Faktor keturunan dan usia tidak saya sebutkan ya, karena itu hal yang nggak bisa diubah. Tapi kalau dari 5 faktor tadi kita stop, nggak ada sama sekali kita buka celahnya,” papar dr. Vito.
Selain itu, walaupun henti jantung yang dialami oleh Markis Kido dan Christian Eriksen terjadi pada saat sedang berolahraga, hal ini tidak kemudian menjadikan olahraga sebagai penyebab henti jantung.
Sejatinya, yang menyebabkan henti jantung adalah ketika seseorang memiliki faktor risiko penyakit jantung. “Misalnya, dia sudah pernah serangan jantung, tapi nggak mau dilakukan pemasangan ring. Lalu dia bilang mau coba dengan pola hidup sehat saja. Terus, dia olahraga sendiri. Itulah yang bikin serangan jantung. Bayangin aja, mesinnya udah rusak, udah terlanjur karatan, dipakai jalan-jalan ke luar kota. Ya pasti mogok lah mesinnya,” jelas dr. Vito.
Maka dari itu, penting untuk lakukan deteksi dini. Hal ini perlu dilakukan untuk memeriksa apakah seseorang memiliki faktor risiko penyakit jantung, agar bisa segera tertangani dengan baik.