PORTALJABAR,- Meningkatnya kasus Covid-19 karena adanya varian omicron di Indonesia, khususnya Kota Bandung, diharap tidak menghentikan pemulihan ekonomi yang sempat terdampak pandemi.
“Kita saat ini menghadapi situasi sulit baik secara ekonomi maupun kesehatan. Pemulihan ekonomi berjalan lambat, terutama karena kita sekarang dalam fase mulai terhentinya bantuan sosial kepada masyarakat. Padahal, tingkat produktifitas masih rendah, pengangguran juga masih tinggi,” jelas anggota Komisi D DPRD Kota Bandung, Yoel Yosaphat, di Gedung DPRD Kota Bandung, Jumat (21/1).
Berdasarkan data terakhir yang dilansir pada Kamis 20 Januari 2022 oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung, jumlah kasus aktif adalah sebanyak 88 kasus.
Dengan 68 kasus baru dalam seminggu terakhir.
Hal ini menimbulkan keprihatinan pihaknya, lantaran masyarakat tengah berupaya bangkit memulihkan perekonomian mereka yang sempat terdampak pandemi.
“Sangat disayangkan, penyebaran covid kembali naik, karena sifat varian omicron yang jauh lebih menular. Untungnya, gejala yang timbul jauh lebih ringan, tidak separah varian delta tahun lalu. Dengan adanya penyebaran virus kembali naik sebaiknya pemerintah kota kembali melakukan pembatasan, dengan catatan jangan sampai menghentikan pemulihan ekonomi. Sangat berat akibatnya bagi para pengusaha jika usahanya harus kembali berhenti hingga berbulan-bulan. Modal yang baru terkumpul sedikit bisa habis sama sekali,” paparnya.
Menurut Ketua DPD Partai Solidaritas Indonesia Kota Bandung ini, percepatan vaksinasi menjadi salah satu upaya dalam menangani pandemi, utamanya mencegah penularan Covid-19 varian omicron ditengah masyarakat. Pihaknya pun mendorong penyuntikan vaksin booster atau dosis ketiga.
“Saya yakin selama herd immunity bisa dipertahankan, rakyat dapat menghadapi virus corona dengan keparahan minimal. Jadi mohon agar pelaksanaan vaksinasi booster terus dipercepat. Saya juga mengimbau seluruh masyarakat untuk menerima vaksinasi dan menjaga protokol kesehatan. Ini agar kita semua tetap sehat,” pungkas Yoel. (*)