CIANJUR,– Curah hujan dengan intensitas tinggi terjadi hampir di seluruh daerah di Jawa Barat, termasuk di Kabupaten Cianjur yang merupakan salah satu wilayah rawan bencana.
Status siaga darurat bencana hidrometeorologi juga telah diberlakukan di wilayah Cianjur hingga April 2025.
Menanggapi hal itu, anggota DPRD Anggota Komisi V DPRD Jawa Barat Dr. H. Tom Maskun mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan potensi bencana menyusul tingginya intensitas curah hujan.
“Warga yang tinggal di daerah-daerah rawan agar waspada dan berhati-hati, karena bencana tak dapat diprediksi,” kata legislator dari daerah pemilihan Jawa Barat IV (Kabupaten Cianjur) ini.
Tom Maskun juga mendorong Pemerintah Daerah baik Kabupaten Cianjur dan Provinsi Jawa Barat untuk mempersiapkan berbagai langkah antisipasi untuk menghadapi potensi bencana akibat cuaca ekstrem yang tidak dapat diprediksi.
Termasuk juga rehabilitasi ekonomi dan psikologis bagi warga terdampak serta pemetaan ulang daerah rawan bencana serta meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat.
“Di beberapa wilayah Kabupaten Cianjur rawan longsor dan pergeseran tanah. Pemerintah Daerah Cianjur dan Provinsi harus mempersiapkan langkah-langkah baik untuk jangka pendek maupun jangka Panjang, seperti lokasi evakuasi warga terdampak, logistik dan sebagainya,” tutur dia.
Sejumlah bencana terjadi di Kabupaten Cianjur akibat cuaca ekstrem disertai hujan deras, atap bangunan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Melati di Kampung Nyalantrang, RT01/RW01, Desa Sindangsari, Kecamatan Cilaku roboh akibat hujan deras, pada Selasa (4/3).
Bencana pergerakan tanah terjadi Kampung Cipari, RT 002/RW 005, Desa Mekarmulya, Kecamatan Cikalongkulon. Akibat pergeseran tanah tersebut, sejumlah rumah rusak, dan sejumlah warga diungsikan.
Sebelumnya pun, 15 rumah terendam banjir di wilayah Kecamatan Karangtengah, serta pergerakan tanah di Kecamatan Campaka. (adv)