PORTALJABAR,- Aparatur sipil negara (ASN) dinilai rawan masuk dan terseret pusaran paham intoleransi dan radikalisme. Karena itu, ASN harus dibekali penguatan ideologi Pancasila.
Jumlah abdi negara ini cukup banyak sehingga memiliki dampak besar terhadap terjaganya nilai-nilai bernegara dan kebangsaan, khususnya di tengah maraknya isu intoleransi dan radikalisme saat ini.
“ASN merupakan instrumen penting dalam meningkatkan pemahaman wawasan kebangsaan, khususnya terkait ideologi Pancasila,” kata Ketua Komisi I DPRD Jabar, Bedi Budiman.
Bedi mengemukakan, pascareformasi, masyarakat tidak pernah lagi mendapat pemahaman tentang Pancasila sebagai ideologi negara.
“Harus diakui, sejak reformasi, soal-soal kenegaraan kita abai. Soal Pancasila dan lain-lain. Sudah 20 tahun, tak pernah ada lagi negara hadir dalam konsolidasi ideologi ke masyarakat,” ujarnya.
Kondisi tersebut, ujar Bedi, berdampak terhadap munculnya kasus-kasus yang tidak mencerminkan sikap saling menghormati perbedaan, seperti saat kontestasi politik berlangsung. “Kita bisa melihat saat kontestasi politik praktis, semua muncul. Medium menggunakan perbedaan sangat rawan,” ujarnya.
Bedi memastikan negara harus bergerak cepat untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang nilai-nilai berbangsa dan bernegara, terutama ASN sebagai garda terdepan dalam keberlangsungan pemerintahan.
Bedi menekankan ASN merupakan warga yang berkarier dan mendapat peran strategis dalam keberlangsungan negara serta bisa masuk ke dalam sistem negara seperti pendidikan, keuangan, dan sektor lainnya.
“Kalau dia (ASN) berbeda (pandangan) dalam menerapkan nilai-nilai bernegara, dia bahaya,” pungkas politisi PDI Perjuangan ini. (adv)
Discussion about this post