KOTA BANDUNG,– Ketua Komisi I DPRD Provinsi Jawa Barat Bedi Budiman berharap tata kelola arsip pemerintah dan sejarah dilakukan secara komperhensif.
Hal ini diungkapkan Bedi usai pihaknya melakukan kunjungan kerja ke Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Daerah Istimewa Yogyakarta belum lama ini.
“Kunjungan kali ini dilakukan untuk memperoleh masukan dan informasi terkait tata kelola penanganan arsip pemerintah dan arsip sejarah dari DPAD DIY,” kata politisi PDI Perjuangan ini.
Ia juga berharap tata kelola arsip daerah dan sejarah yang telah dilakukan DIY dapat dicontoh oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
“Kami berharap tata kelola arsip yang baik ini dapat menjadi inspirasi dan diterapkan di Provinsi Jawa Barat. Kami juga banyak dapat informasi juga seputar tata kelola pemerintahan dan arsip sejarah,” tandasnya.
Kunjungan Komisi I DPRD Jabar disambut Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X, didampingi Kepala DPAD DIY Monika Nur Lastiyani MM.
Dalam sambutannya, mewakili Gubernur DIY, Sri Paduka mengatakan Pemda DIY membangun Diorama Arsip Jogja, sebagai informasi tentang sejarah berdirinya DIY secara runtut, dari masa Panembahan Senopati hingga Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Diorama tersebut dibangun dengan teknologi hologram yang bersifat interaktif serta teknologi Augmented Reality.
“Melestarikan tidak hanya bentuk fisik buku dan arsip, tapi bisa mengemas arsip pembangunan yang bernilai historis. Kami tidak ingin generasi muda kemudian hilang arah, tidak mengetahui asal-usul mereka, supaya tidak makin jauh panggang dari api.” ungkap Sri Paduka.
Selain itu, Sri Paduka juga mengungkapkan pengelolaan pengarsipan dan persuratan Pemda DIY menggunakan SISMINKADA (Sistem Administrasi Perkantoran Daerah) secara online.
Saat ini juga telah dimulai Tata Persuratan dan Pengarsipan dengan menggunakan sistem paperless melalui Aplikasi e-Office, pengembangan dari SISMINKADA.
“Atas nama Pemerintah Daerah DIY, kami menyampaikan ucapan selamat datang di Yogyakarta kepada seluruh rombongan yang telah berkenan untuk melakukan kunjungan. Juga tak lupa kami menyampaikan ucapan terima kasih atas dipilihnya Yogyakarta sebagai lokasi kunjungan. Semoga kunjungan dapat berjalan dengan baik dan lancar dan untuk itulah kami akan selalu berusaha dapat membantu seoptimal mungkin”. tutur Sri Paduka.
Sementara itu, Kepala DPAD DIY Monika Nur Lastiyani menjelaskan Diorama Arsip Jogja yang ada di DPAD DIY ini dibangun melalui dukungan Dana Keistimewaan dengan total anggaran 18 miliar.
Selain itu pembangunan Diorama Arsip Jogja ini mengedepankan teknologi dengan memakai AR (Augmented Reality) yang dapat diunduh di website arsipjogja.id, aplikasi ini untuk menunjang supaya anak muda tertarik untuk datang.
“Sejak diresmikan Gubernur DIY pada Februari 2022,dan mulai regular dibuka per 1 Maret 2022, pengujung yang datang telah mencapai 16 orang, dengan 10 trip/hari. Selain itu mulai per 1 November 2022 Diorama Arsip Jogja mulai diberlakukan tarif sesuai dengan Pergub DIY Nomor 46 Tahun 2022, besaran tarifnya untuk kalangan pelajar/mahaiswa Rp. 20.000,-, untuk masyarakat umum Rp. 30.000,-, untuk wisatawan asing Rp. 100.000,-, dan untuk vlog/liputan/contet creator yang bersifat komersil dipatok harga Rp. 250.000,-” ungkap Monika.
Adapun Diorama Arsip Jogja ini menyuguhkan 18 ruangan kepada pengujung. Mulai dari Kebangkitan dan Kejayaan Mataram; Prahara Mataram dan Intervensi VOC, Kasultanan Yogyakarta; Geger Sepehi; Puro Pakualaman; Perang Jawa; Selokan Mataram; Yogyakarta Ibu Kota Revolusi; Penataan Pemerintah DIY; Yogyakarta Kota Pendidikan; Yogyakarta Kota Kebudayaan; Yogyakarta Kota Pariwisata; Pisowanan Ageng 1998; Kebencanaan; dan Keistimewaan Yogyakarta. (adv)