KOTA BANDUNG,- Kondisi strata desa di Provinsi Jawa Barat pada 2022 adalah 1.671 desa berkembang, 2.511 desa maju, dan 1.130 desa mandiri, tanpa desa tertinggal dan desa sangat tertinggal.
Pemprov Jabar berhasil mengentaskan desa tertinggal dan sangat tertinggal, sehingga saat ini di Jabar hanya terdapat desa yang berstatus berkembang, maju, dan mandiri.
Ketua Komisi I DPRD Jabar Bedi Budiman mengatakan jika desa berstatus mandiri atau maju maka anggaran atau pendanaan juga harus bertambah seiring dengan meningkatnya status desa.
“Desa mandiri atau maju akan mengembangkan ekonomi warga dan peningkatan kesejahteraan, sehingga pada desa mandiri justru fokus pada pemberdayaan masyarakat bukan hanya pembangunan desa,” tutur legislator dari daerah Pemilihan Jawa Barat 13 (Kota Banjar, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran dan Kabupaten Kuningan) ini.
Selain itu, Bedi juga mendorong Pemprov Jabar memberikan stimulus anggaran untuk program Data Desa Presisi. Sebab, pembangunan desa di Jabar harus didukung data presisi, yaitu, gabungan antara data spasial dan numerik.
Menurut Bedi, selaras dengan arahan dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang menginstruksikan bahwa pembangunan berawal dari desa.
“Data Desa Presisi sangat penting untuk menghadirkan data akurat bagi Indonesia. Efisiensi data yang akurat itu datang dari desa. Data Desa Presisi itu inovasi metodologi yang tidak hanya bersifat numerik atau angka, tapi juga data spasial dengan tingkat akurasi tinggi,” pungkasnya. (adv)