PORTALJABAR,- Ketua Komisi I DPRD Jabar Bedi Budiman mengungkapkan kesimpangsiuran data menimbulkan polemik.
Apalagi, kata dia, ketidakakuratan data, dapat menyebabkan gagalnya pembangunan.
“Pembangunan desa khususnya di Jawa Barat harus didukung dengan data presisi. Data desa presisi merupakan penggabungan antara data spasial dan numerik,” kata Bedi.
Ia mengatakan Data Desa Presisi sangat penting untuk menghadirkan data akurat bagi Indonesia. Bedi menambahkan efisiensi data yang akurat itu datang dari desa.
“Inovasi dari Data Desa Presisi itu inovasi metodologi yang tidak hanya bersifat numerik atau angka, namun juga data spasial yang memiliki tingkat akurasi yang tinggi,” kata Ketua Komisi I DPRD Jawa Barat ini.
Ia mengutarakan, Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang membutuhkan sebuah data dan data yang akurat penting untuk membangun kebijakan pembangunan daerah.
“Tapi ini masih tahap sosialisasi dan saat ini tengah dibangun desa-desa percontohan di 10 kota kabupaten di Jabar dan provinsi lainnya. Ibu Ketum juga menitip pesan kepada kami di Jabar yang memiliki 5312 desa atau bisa dikatakan desa besar untuk memberikan prioritas karena desa memegang peranan penting dalam keberhasilan pembangunan,” ungkapnya.
Bedi menegaskan PDI Perjuangan berkomitmen untuk mengawali pembangunan dari desa. Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputi dalam pidato HUT PDI Perjuangan ke-48 menyerukan pada 3 pilar partai yakni struktural, legislatif dan eksekutif agar sama-sama membangun desa dengan diawali pendataan secara presisi.
“Ibu Ketum menginstruksikan tiga pilar partai (eksekutif, legislatif, struktural partai) untuk bekerja keras membuat kebijakan yang baik untuk rakyat, terlebih untuk membangun desa. Tiga pilar partai diinstruksikan untuk untuk merumuskan politik legislasi, politik anggaran, politik pengawasan, untuk mewujudkan pembangunan pedesaan yang demokratis, terukur, terencana dan tepat sasaran,” pungkas Wakil Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Barat ini. (adv)