PORTALJABAR,- Untuk menuju kemandirian teknologi metaverse di bidang pendidikan, harus menjadi pemain.
Bukan hanya memanfaatkan teknologi metaverse yang sudah ada, namun juga diperlukan berbagai inovasi dan menciptakan yang terbaru.
Hal tersebut dikatakan Prof. Adiwijaya, usai menjadi pembicara pada Darul Hikam Education Conference (DHEC) ke -4 yang bertema Metaverse dan Pendidikan, di hotel El Royal Kota Bandung, Senin (28/3).
Dikatakan Rektor Telkom University ini, dengan adanya inovasi maupun kemandirian, Indonesia tidak lagi menjadi penikmat, namun juga sebagai pemain dalam teknologi metaverse.
“Kalau di bidang pendidikan untuk menuju kemandirian teknologi, kita harus jadi pemain. Tidak boleh kita hanya sekedar menikmati metaverse yang ada, kita juga harus mencoba membuat sendiri, sehingga kita bisa akhirnya menjadi pemain,”ucap Prof. Adiwijaya.
Ia menambahkan, hadirnya teknologi baru ini tidak membuat insan pendidikan menjadi alergi.
Teknologi yang terus berkembang menurutnya, merupakan tools.
Teknologi juga, merupakan salah satu untuk menyelesaikan suatu masalah.
“Untuk pembelajaran, itu seharusnya sebagai tools untuk mencapai kompetensi. Jangan hanya sekedar main-main metaverse tapi konten pendidikannya sendiri tidak sampai,”ucapnya lagi.
Meski diakuinya infrastruktur penunjang teknologi metaverse belum sepenuhnya merata terutama digital konektiviti yang diperlukan dalam teknologi metaverse, menurut Adiwijaya saat ini masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah pusat hingga daerah.
“PR (pekerjaan rumah) bagi pemerintah kita, pusat dan daerah untuk memperbaiki konektiviti infrastruktur internet. Karena metaverse tidak mungkin jalan kalau tidak ada koneksi internet,”jelasnya.
Pada kesempatan yang sama Direktur Perguruan Darul Hikam Ruri B Ramdani mengatakan, metaverse di dunia pendidikan masih sangat baru.
Untuk itu pihaknya ingin melakukan pengkajian lebih dalam, termasuk penerapannya nanti.
“Darul Hikam belum menerapkan itu (teknologi metaverse). Kami ingin mengkaji lebih dalam termasuk penerapanya nanti. Kita segera menjalin sain MoU (dengan Telkom University), khusus untuk penerapan digitalisasi pembelajaran, menukik lagi dipenggunaan metaverse,”jelas Ruri.
Ia juga menambahkan, Darul Hikam bakal menjadi percontohan penerapan teknologi metaverse di dunia pendidikan, dan akan menggandeng sekolah mitra lainnya.
Untuk SDM, Ruri mengakui Darul Hikam tengah melakukan proses persiapan terutama untuk mengubah cara pandang (mind set) yang membutuhkan waktu yang cukup lama.
Meski demikian Ruri optimis SDM Darul Hikam dapat dengan cepat menyesuaikan dan beradaptasi dengan teknologi metaverse.
“Ketika Covid tiba-tiba kita harus full daring, itukan guru melakukan transformasi pembelajaran dari luring ke daring. Saya optimis guru-guru kita dapat lebih cepat. Apalagi kemarin banyak guru yang sudah membuat semacam platform-platform pembelajaran untuk siswanya masing-masing,”ujar Ruri.
Darul Hikam Education Conference (DHEC) ke 4 tahun 2022 merupakan kegiatan 2 tahunan yang sekaligus memperingati milad Yayasan Darul Hikam yang ke -56.
Konferensi yang mengkaji metaverse dan pendidikan ini, dilaksanakan secara hybrid (offline-online) 28 – 29 Maret 2022. (*)