KOTA BANDUNG,- Gerakan Mahasiswa Pasundan menggelar kegiatan Pasanggiri Mieling Basa Indung ke 2 di Gelanggang Generasi Muda, Jumat (24/2).
Dalam rangkaian kegiatan yang diikuti oleh 190 peserta dari 150 SMA/SMK/MA sederajat se-Jawa Barat ini, Gema Pasundan juga menggelar talkshow yang bertemakan “Pemimpin Jawa Barat Dahulu, Kini dan Esok”.
“Saya mengapresiasi Gema Pasundan yang telah memiliki kepedulian untuk menjaga dan melestarikan Basa Indung Jawa Barat, yaitu Bahasa Sunda melalui kegiatan Pasanggiri Mieling Basa Indung Ka-2,” kata Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat Ono Surono saat menjadi pembicara kunci dalam kegiatan tersebut.
Menurut Ono, seyogyanya Pemerintah Provinsi Jawa Barat membuat regulasi yang tegas untuk Pelajaran Bahasa Indung masuk dalam kurikulum dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat menengah atas.
Terkait dengan Diskusi Pemimpin Jawa Barat dahulu, kini dan esok, Ono mengatakan, pemimpin esok di Jawa Barat harus mempunyai karakter “Sunda” yang memastikan masalah-masalah rakyat dapat diselesaikan dengan baik.
“Karena masalah fundamental di Jawa Barat masih berkutat di bidang pendidikan, ekonomi, infrastruktur, pengangguran, kerusakan lingkungan. Apalagi dampak pandemi covid yang masih terasa dalam bidang ekonomi. Struktur APBD Jawa Barat harus benar-benar dimaksimalkan untuk mengatasi masalah tersebut,” tegas anggota Komisi IV DPR RI ini.
Sementara, Ketua Umum Gema Pasundan, Rajo Galan menyoroti ada dua point basa indung.
“Yakni sebagai bahasa tutur dan bahasa indung sebagai bahasa pegangan filosopi hidup silah asah silih asah silih asih dan silih asuh,” tutur Raja.
Rajo Galan menyampaikan Ono Surono sangat konsen terhadap bahasa sunda sebagai bahasa tutur maupun filosofi nilai-nilai prinsip hidup low off life dan bahasa indung menjadi pegangan berbangsa dan bernegara.
Raja juga menyampaikan pentingnya kaum muda menjaga dan melestarikan bahasa sunda dan budaya karena merupakan identitas bangsa.
“Ucapan beribu terimakasih kepada Ketua DPD PDI Perjuangan Bapak Ono Suruno yang telah banyak membantu baik moral ataupun moril dalam kegiatan ini,” tandasnya.
Hadir dalam acara tersebut Prof Kery Lestari dari Injabar Universitaa Padjadkaran Bandung dan pegiat Pendidikan Jabar, Mansurya Manik. (*)