PORTALJABAR – Berbagai peristiwa penting dan bersejerah terjadi pada 21 Juli baik di dalam maupun luar negeri. Di antaranya Agresi Militer Belanda I, terbentuknya Vietnam Utara dan Vietnam Selatan hingga kelahiran komedian Dorce Gamalama.
Dimulainya Agresi Militer Belanda I
Agresi Militer Belanda I adalah operasi militer yang dilakukan Belanda di Pulau Jawa dan Sumatera yang dimulai pada 21 Juli hingga 5 Agustus 1947.
Operasi ini menegaskan bahwa hasil perundingan Linggarjati yang dilakukan pada 25 Maret 1947 sudah tidak berlaku lagi. Belanda kala itu mulai mengangkat senjata ke sejumlah daerah di Indonesia.
Tujuan utama Agresi Militer Belanda I tak lain untuk merebut daerah perkebunan dan sumber daya alam (SDA) yang melimpah di bumi Indonesia. Belanda menyebut tindakan ini sebagai aksi polisionil dan menyatakannya sebagai urusan dalam negeri untuk mengelabui dunia internasional.
Jumlah tentara yang dikerahkan untuk melancarkan agresi ini mencapai lebih dari 100.000 orang dengan dilengkapi alat utama sistem senjata (alutsista) yang canggih. Indonesia menganggap tindakan ini sebagai pelanggaran dari perundingan Linggarjati.
Konvensi Jenewa
Konvensi atau perjanjian Jenewa pada 21 Juli 1954 membagi Vietnam menjadi dua zona; Vietnam Utara dan Vietnam Selatan. Konvensi itu digelar setelah terjadinya perang Indocina antara Vietnam Selatan yang didukung Prancis dengan Vietnam Utara yang bakcup oleh China dan Uni Soviet.
Bendungan Aswan Selesai
Pada 21 Juli 1970, bendungan di Kota Aswan, Mesir selesai dibangun. Pembangunan bendungan Sungai Nil itu membutuhkan waktu 11 tahun. Bendungan Aswan dibangun untuk membendung banjir akibat meluapnya Sungai Nil yang kerap terjadi tiap tahun.
Kelahiran Dorce Gamalama
Dorce Gamalama lahir di Solok, Sumatera Barat, pada 21 Juli 1963. Ia terlahir dengan nama Dedi Yuliardi Ashadi. Dorce, begitu sapaannya, merupakan pelawak, pemain film, penyanyi dan pembawa acara.
Dorce mulai menyanyi ketika SD bersama kelompok Bambang Brothers. Lambat laun ia mulai memasuki dunia lawak dan berpenampilan seperti wanita. Karena semakin merasa terperangkap dalam tubuh seorang laki-laki, ia kemudian memutuskan untuk operasi ganti kelamin menjadi seorang wanita. Hal ini dilakukannya di Surabaya.
Walaupun mendapat tentangan dari berbagai pihak, hal ini juga diberitakan luas oleh media massa dan membuat Dorce semakin terkenal. Setelah muncul di TVRI stasiun daerah Surabaya, ia mulai muncul juga di TVRI pusat Jakarta dan diundang untuk tampil di berbagai kota di Indonesia. Hal ini diikuti oleh film Dorce Sok Akrab dan Dorce Ketemu Jodoh, dan kontrak rekaman.
Berbagai prestasi telah diraih oleh Dorce antara lain adalah keberhasilannya masuk dalam daftar presenter papan atas. Bahkan akibat peluncurkan sembilan album sekaligus hanya dalam waktu lima bulan, Dorce meraih book record Museum Record Indonesia (MURI). Album yang melibatkan 74 artis itu, menempatkan Dorce masuk di posisi 1883 dalam daftar penerima penghargaan MURI.
Meninggalnya Komedian Asmuni
Toto Asmuni merupakan komedian legendaris di Indonesia yang berasal dari grup lawak Srimulat. Ia terkenal dengan tampilan kumis kecil ala Charlie Chaplin dan blangkonnya.
Tak disangka, Asmuni dulunya merupakan seorang penyanyi. Kiprahnya mulai bersinar bersama orkes Angkatan Bersenjata. Kiprah Asmuni di dunia tarik suara dibuktikan dengan piringan hitam yang sempat dikeluarkannya berjudul ‘Sungai Barito.’
Karir Asmuni akhirnya berlanjut di dunia komedia. Sekira 1976, ia berhasil membuat pendiri Srimulat terpingkal-pingkal atas lawakannya. Akhirnya ia direkrut di grup Srimulat Surabaya.
Di sinilah ciri khas Asmuni yang berkumis kecil dan memakai blankon semakin populer karena seringnya manggung. Akhirnya ia hijrah ke Ibu Kota dan bergabung dengan grup Srimulat Jakarta. Di sini karirnya semakin moncer dan menapaki puncaknya.
Sumber: OKEZONE.com